Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Pageant Sessions", Alternatif Tontonan Penggemar Kontes Kecantikan di Tengah Pandemi

19 April 2020   07:00 Diperbarui: 22 April 2020   12:29 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa karantina yang kini tidak hanya dilakukan oleh para peserta kontes kecantikan nyatanya membuat bosan. Aneka tontonan, baik musik, memasak, film, dan lain sebagainya memenuhi beranda You Tube. 

Sebagai penikmat gawai, tentu banyak pilihan yang tersaji. Namun, diantara sekian pilihan itu, saya sering melihat pageant session dibandingkan tontonan lain. Tentu, selain film atau beberapa acara musk tentunya.

Pageant sessions adalah semacam talkshow ringan yang menghadirkan mantan peserta kontes kecantikan. Sejak booming-nya kontes kecantikan, maka banyak penggemarnya yang disebut Pageant Lover (PL) ingin mengetahui lebih banyak mengenai ratu atau puteri kecantikan yang menjadi idola mereka. 

Terlebih, setelah mereka berkompetisi atau menyelesaikan tugasnya, banyak diantara mereka yang hilang dari peredaran. Terutama, bagi yang menikah dan memiliki putra serta tak berniat menekuni profesi di dunia hiburan.

Untuk itulah, beberapa channel You Tube menghadirkan beberapa mantan peserta kontes kecantikan. Terutama, peserta kontes kecantikan nasional yang pernah maju di ajang kontes kecantikan internasional. 

Sebenarnya, ada banyak channel yang menghadirkan sesi wawancara ini. Beberapa media mainstream bahkan langsung menghadirkan pageants sessions selepas Pemilihan Puteri Indonesia atau pun saat para pemenangnya baru saja datang dari kompetisi internasional. 

Namun, media mainstream tersebut dirasa kurang menggali hal-hal di balik layar serta drama yang ada di dalamnya. Makanya, channel You Tube semacam Gandhi Fernando dan Paticia Gouw adalah beberapa diantaranya.

Apa yang membuat dua channel tersebut bisa jadi rujukan?

Pembicaraan yang lebih santai menjadi salah satu alasannya. Dengan suasana seperti itu, narasumber yang diundang akan menjawab dengan lugas berbagai pertanyaan. Terutama, pertanyaan dari para pageant lover yang barangkali tidak bisa dijawab pada talkshow yang diadakan oleh media mainstream.

Drama pageant adalah cerita yang paling ditunggu. Ada beberapa mantan peserta yang pernah mengalami drama di balik panggung saat mereka berkompetisi di ajang internasional. 

Salah satunya adalah Puteri Indonesia 2008 -- Zivana Letisha Siregar -- yang pernah diejek oleh kontestan asal Amerika Serikat lantaran berjoged dalam sesi busana bikini di sebuah pantai. 

Tak dinyana, olok-olokan itu malah berbuah manis karena pihak Miss Universe sendiri bahkan meminta peserta lain setelah Zizi -- panggilan akrabnya -- untuk melakukan apa yang dilakukan wakil Indonesia itu.

Kejadian para peserta kontes kecantikan yang marah-marah dan kesal karena unplaced alias tidak lolos ke babak selanjutnya juga menjadi cerita unik sendiri.

Cerita ini hampir dituturkan oleh sebagian besar narasumber. Mereka kerap kaget saat berada di balik panggung selepas pengumuman babak 20, 16, 15, atau bahkan 13 besar.

Padahal, jika menyimak penuturan wakil Indonesia yang ada menjadi tamu tersebut, rata-rata mereka sudah tak mempermasalahkan hasilnya, baik melaju atau terhenti. Yang penting, mereka tidak menunjukkan drama seperti itu di belakang panggung. Budaya sungkan yang dimiliki bangsa Indonesia bisa jadi penyebabnya. Marah-marah ketika kalah kok rasanya tidak etis.

Drama dengan teman sekamar saat karantina juga jadi cerita yang menarik. Ada yang jadi teman dekat tapi tak jarang pula memiliki konflik dengan mereka.

Bukan hal mudah memang tinggal bersama dengan orang baru sari negara lain dengan kebudayaan dan kebiasaan yang sangat berbeda.

Selain drama tersebut, drama saat mengenakan kostum nasional (natcos) menjadi cerita tersendiri. Bagaimana wakil Indonesia tertatih-tatih dalam menyusun dan mengenakan natcos jadi kisah yang menarik disimak. 

Bukan hal mudah membawa, merakit, dan berjalan sambil beratraksi dengan kostum yang cukup ribet itu. Drama natcos ini juga termasuk para peserta dari beberapa negara yang tidak mau membantu peserta lain saat kesulitan. Padahal, mereka sebenarnya bisa membantu lantaran dalam posisi mengenakan natcos yang lebih simpel.

Selain drama pageant, alasan dan motivasi narasumber dalam mengikuti pageant juga patut disimak. Mulai dari yang iseng, sudah terdoktrin sedari kecil, hingga alasan lain menjadi keunikan tersendiri. 

Memang, dari beberapa penuturan narasumber, rata-rata mereka sedang mengalami gap year, baru lulus kuliah atau ada jeda kosong.

Alasan paling unik tentu saja tercetus dari mereka yang awalnya tidak niat 100% dan baru mengumpulkan berkas pendaftaran pada menit-menit akhir. 

Dokter Reisa Subroto yang kini populer dengan acara kesehatannya adalah salah satunya. Ia malah tak menyangka menjadi Puteri Indonesia Lingkungan 2010.

Padahal, ia hanya iseng mampir ke YPI dan mencoba peruntungan saja. Ia bahkan mewakili Indonesia di ajang Miss International 2011.

Pageant session juga membuka mata bagi PL baru mengenai perbedaan beberapa pageant besar yang ada di dunia, seperti Miss Universe, Miss World, Miss International, dan lain sebagainya. 

Kadang, sebagai orang awam kita sering bingung, apa sih beda dari kontes-kontes tersebut? Saat mendengar beberapa mantan peserta menceritakan kegiatan selama karantina atau saat menjabat, barulah pertanyaan tersebut bisa dijawab. 

Meski serupa, ada beberapa pageant yang benar-benar penuh melakukan misi sosial, HIV-AIDS, misi perdamaian, atau hanya sekadar mengumnpulkan amal atau menjadi ajang silaturahmi antar negara di dunia.

Tak hanya pageant besar, beberapa pageant minor alias pageant yang belum banyak diketahui masyarakat juga bisa disimak kisahnya. Salah satunya adalah ajang Miss Polo Internasional yang pada tahun 2019 kemarin berhasil dimenangkan Indonesia. 

Kisah yang cukup menarik juga muncul dari mantan peserta kontes waria internasional yakni Miss International Queen. Salah satu peserta sempat menuturkan bagaimana ia bisa terpilih mewakili Indonesia ke ajang tersebut yang ternyata dilakukan secara sembunyi-sembunyi melalui ajang Puteri Waria Indonesia.

Kisah para pemenang kontes yang tak menyangka bisa mendapatkan mahkota juga patut disimak. Dimulai dari Kevin Liliana yang mendapatkan uang tunai ratusan juta rupiah dalam sebuah amplop di atas panggung saat memenangkan kontes Miss International 2017 hingga Ariska Puteri Pertiwi yang harus ternganga beberapa saat karena memang belum yakin ia menang. 

Para pemenang yang pernah menjadi juri pada tahun berikutnya juga patut disimak penuturannya. Ada banyak rahasia, tips, dan cara penilaian yang sangat berbeda antara satu kontes kecantikan dan kontes kecantikan lain.

Namun, dari beberapa cerita, rata-rata para pemenang memang sudah terlihat auranya yang begitu bahagia dan bersinar bahkan saat awal karantina. Natalie Glebova, Miss Universe 2005 sempat merasa sangat tenang hingga two last standing. 

Rahasia semacam ini barangkali yang tidak diketahui jika tidak melihat pageant season. Natalie bahkan menulis buku seputar pengembangan diri yang bermuara pada kesuksesannya di dunia pageant.

Kisah menarik lain adalah hubungan antara para kontestan dengan pageant lover. Layaknya pertandingan pasti ada suporter yang hadir dan memberi dukungan.

Dari pageant season juga terkisah beberapa pageant yang malah tidak memiliki hubungan dekat dengan para PL. Makanya, pageant tersebut seakan tenggelam dan jauh dari hingar-bingar.

Dunia pageant memang tak seheboh dunia sepak bola. Nyatanya, dunia ini juga memiliki ketertarikan khusus di baliknya. Sayangnya, kini dunia pageant juga tengah was-was akibat wabah covid-19. 

Beberapa pageant yang rencananya digelar pada pertengahan tahun ini juga terancam batal. Miss Charm 2020 dan Binibining Pilipinas 2020 adalah beberapa diantaranya.

Jika sudah begini, bernostalgia tentang dunia pageant adalah salah satu cara untuk mengobati kerinduan akan gelaran kontes kecantikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun