Kejadian semacam ini membuat usaha mengurangi angka kasus positif covid-19 di Jatim semakin sulit. Padahal, bagi warga yang patuh tak kurang-kurang ikut menyosialisasikan dan melakukan doa seperti salawat tolak bala seusai anjuran Ibu Gubernur. Bahkan, salah satu bupati di Madura yang masih nol kasus covid-19 di wilayahnya harus berjibaku menuju hajatan pernikahan warganya di tengah pandemi ini. Ia rela masuk ke dalam hutan dengan kendaraannya yang mogok agar warganya menunda hajatan tersebut.
Usaha keras ini akan terasa sia-sia jika tidak didukung kekompakan masyarakat Jawa Timur secara keseluruhan. Alasannya, rantai penyebaran penyakit ini harus diputus dengan kepatuhan segenap elemen masyarakat untuk melakukan hal yang sudah diinstruksikan. Jika masih dilanggar, jangan kaget jika lonjakan kasus baru akan terjadi, tak hanya di Surabaya dan sekitarnya saja, tetapi di 38 kabupaten kota di Jawa Timur. Kalau sudah begini, pemberlakuan PSBB seakan sudah terlambat. Â
Sumber:
(1) (2) (3)Â (4)Â (5)Â (6)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H