Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Suara Renyah Penyiar Radio yang Selalu Istimewa

31 Maret 2020   07:08 Diperbarui: 31 Maret 2020   07:08 2164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ceria di udara simpati di hati...

Radio Andalus.....

Wah, saya masih hafal opening dari salah satu radio di Malang ini. Memiliki nama lengkap Andhika Lugas Swara, radio yang memiliki Frekuensi 91.1 FM tersebut menjadi salah satu stasiun radio favorit di Kota Malang. Kalau Anda pernah tinggal di Malang dan sefrekuensi dengan saya, maka alasan utama menggemari radio dengan sapaan cendekiandalus bagi para pendengarnya itu adalah adanya siaran misteri yang berjudul "Keramat".

Narasi suara angin yang berembus, derak langkah sepatu entah siapa itu, hingga suara pintu dan jendela yang tiba-tiba terbuka, membuat memori itu masih saja hinggap di otak. Acara yang berlangsung setiap kamis jam 10 malam ini menjadi salah satu acara radio favorit saya saat masih senang mendengarnya. Suara sang announcer, Anton Kenang begitu istimewa. Tenang, berat, dan begitu misterius. Meski kadang saya juga menyangsikan cerita horor yang dituturkan oleh announcer ataupun para peneloponnya, tetap saja bulu kuduk saya merinding. 


Hampir semua warga Malang yang gemar mendengarkan radio sepakat bahwa Keramat adalah ikon acara radio di kota ini. Selain keramat, ada beberapa acara radio lain di Kota Malang yang juga menjadi ikon. Sebut saja Edan Bola RCB FM yang khusus mengupas sampai detail tim Arema Malang yang selalu didengarkan oleh ayah saya hingga kini. AMKM (Anda Meminta Kami Memutar) dari KDS 8 FM juga banyak menjadi ikon sendiri di samping acara lainnya.
 
Memang, keberadaan radio paling banyak menyuguhkan acara musik dan talk show. Kalau saya sendiri, acara dangdut koplo yang diudarakan oleh Radio Tidar Sakti 90.3 FM pernah menjadi favorit saya juga. Mbak Lintang Adistia, menjadi salah satu penyiar favorit saya dengan acaranya yang bertajuk "Selendang Malam".

Kegemaran saya mendengarkan siaran lagu dangdut koplo tersebut berlangsung saat saya duduk di bangku kelas XII SMA hingga awal kuliah. Alasannya, saya gemar bermain gim Ayo Dance di warnet dekat sekolah dulu. Kebetulan, lagu-lagu dangdut yang saya mainkan kebanyakan juga diputar pada acara tersebut. Tidar Sakti FM sendiri adalah salah satu radio dengan genre musik dangdut yang populer di Malang.

101. 3 MFM It's My Life menjadi radio favorit saya yang lain. Radio ini cukup istimewa karena sebenarnya dimulai dari radio kampus STIE Malangkucecwara atau sering disebut dengan ABM. Selain MFM, ada beberapa radio kampus lain yang juga ada di Malang. Namun, menurut saya, MFM adalah radio kampus yang paling mentereng dan bisa disejajarkan dengan radio swasta atau publik lainnya.

Radio ini pun menjadi radio anak muda yang khusus memutar lagu-lagu ter-update masa kini, baik lokal maupun mancanegara. Saya sudah mengikuti siaran MFM ini sejak SMP lho. Saya lupa nama acaranya yang jelas saat itu saya bisa ber-SMS untuk berkirim salam entah kepada siapa biar terlihat keren dan saya rekam di pita kaset saat penyiarnya mengudarakan salam saya. Hingga sekarang, radio ini masih eksis dengan banyak penyiar muda yang memiliki talenta masing-masing. 

Ilustrasi. - Dokpri
Ilustrasi. - Dokpri
Radio-radio di Malang memang penuh nostalgia. Sayang, sejak saya kuliah semester akhir hingga sekarang saya malah hampir tidak pernah mendengarkan radio. Ekspansi ponsel pintar yang gila-gilaan membuat saya lebih senang mendengarkan You Tube atau pun podcast. Meski demikian, kalau saya lagi bosan dan suasana dunia seperti sekarang yang tidak menguntungkan, saya juga mulai mendengarkan radio lagi secara acak. 

Suara renyah dari para penyiar menurut saya begitu menentramkan hati. Enak saja didengar dan nadanya halus membuat segala penat di hati hilang. Menurut beberapa jurnal ilmiah, radio memiliki peran sebagai theatre of mind, sehingga berita atau warta yang disajikan harus dapat mengembangkan imajinasi dramatik para pendengarnya. Inilah yang berbeda dengan televisi ataupun media audiovisual lain.

Radio juga memiliki kedekatan lokal-emosional dengan para pendengarnya. Artinya, antara penyiar radio dan para pendengarnya sebenarnya memiliki hubungan psikologis geografis secara interaktif. Bagi pendengar setia radio, pasti memiliki paling tidak satu penyiar favorit. Seperti halnya saya terhadap Mbak Lintang Adistia dan Mas Anton Kenang. Kedekatan inilah yang membuat suara renyah penyiar radio akan selalu terngiang. Hingga sekarang pun, saya masih ingat bagaimana intonasi mereka saat bersiaran meski saya lama tak mendengar suara mereka kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun