Putri yang tertukar
Itulah yang  pernah disematkan oleh banyak orang saat terjadi kesalahan penyebutan nama pemenang Puteri Indonesia 2017. Dua putri yang masuk 3 besar -- Bunga Jelitha (Bujel) dan Karina Nadila Niab (Nina) -- mendapatkan sematan itu lantaran insiden tersebut.
Uniknya, baik Bujel maupun Nina tidak memendam dendam akibat momen salah sebut tersebut. Bahkan, keduanya malah menjadi sahabat karib dan tergabung dalam Debunaken beserta dua Puteri Indonesia lainnya, Kevin Liliana dan Dea Gustika.
Bahkan, saat salah satu di antara mereka menikah beberapa waktu lalu, keempatnya benar-benar kompak menunjukkan persahabatan yang mereka jalin. Mereka pun disebut-sebut sebagai batch pemenang Puteri Indonesia yang paling kompak.
Apa yang membuat persahabatan mereka tulus dan layak dicontoh?
Tak lain keikhlasan mereka untuk menerima kekalahan dan kemenanangan adalah kuncinya. Salah satu puteri yang cukup menarik perhatian adalah Karina Nadila Niab atau Nina.
Secara eksklusif, dalam wawancara di sebuah channel You Tube khusus Pageant Sessions, Nina membeberkan perasaannya saat momen salah sebut itu.
Mulanya, tentu ia sangat gembira karena ia bisa last two standing bersama Kevin Liliana yang menjadi juara 2. Ia pun yakin bahwa ia akan menang karena karakter Kevin yang memang lebih cocok menjadi Miss International (dan ini terbukti dengan kemenangan Kevin pada ajang tersebut). Meski demikian, ia mengaku masih belum percaya 100%.
Alasannya, baju yang dikenakan Bunga, yang telah disebut oleh pembawa acara sebagai juara ketiga adalah baju "pemenang". Sudah menjadi rahasia umum bahwa baju yang dikenakan oleh pemenang Puteri Indonesia saat berdiri pada pengumuman 3 besar adalah baju yang paling bagus dan memiliki semacam "sayap" yang paling besar dibandingkan dengan dua kontestan lainnya.
Baju yang dikenakan Bunga yang mewakili DKI Jakarta 5 saat itu adalah baju dengan kriteria tersebut. Sementara, baju yang dikenakan Nina memiliki "sayap" yang paling kecil. Untuk itulah, saat nama Bunga disebutkan menjadi juara 3, ia masih tidak menyangka hingga apa yang ia pikirkan pun terjadi. Ada kesalahan penyebutan nama pemenang dan ia pun yang sebenarnya menjadi juara 3.
Kecewa tentu dirasakan oleh pendukungnya yang menganggap bahwa pada babak 3 besar, jawaban Nina dianggap yang terbaik. Nina yang sering dianggap cas cis cus dan ceplas ceplos memang disukai banyak orang berkat karakternya ini. Terlebih, ia juga sudah malang melintang di dunia hiburan dengan berperan di berbagai sinetron.
Namun, Nina malah tidak kecewa dan malah begitu bahagia meski dirinya menjadi juara 3. Baginya. Dengan masuk 4 besar, ia pun juga sudah menang lantaran semua puteri yang masuk 4 besar saat itu akan mewakili Indonesia di ajang kecantikan internasional. Ia pun dengan serius memaksimalkan usahanya ke ajang Miss Supranational 2017.
Selain itu, bagi Nina, penolakan dan kekecewaan adalah hal biasa baginya. Ia sudah sering tertolak dalam berbagai kesempatan casting. Gagal menjadi Puteri Indonesia dan maju ke Miss Universe tidak membuat Nina terlalu kecewa.
Tak hanya itu, Nina memiliki pendirian bahwa bisa saja kegagalannya bisa merupakan hal terbaik baginya. Ia selalu teringat pesan ibunya bahwa lebih baik ia tidak sukses tetapi masih banyak orang yang mendoakan kebaikan untuknya. Ia malah takut jika kesuksesannya malah berbuah ketidaksukaan dari orang lain. Entah dari cara mendapatkannya ataupun alpanya ia pada asalnya. Alias, kacang lupa kulitnya.
Sebuah prinsip sederhana ini baru saya tahu bisa begitu dipegang oleh wakil NTT pada ajang Puteri Indonesia tersebut. Tidak semua orang bisa legowo dan tetap percaya diri dalam menjalani hidup. Kelogowan Nina malah semakin baik saat ia hanya bisa masuk Top 25 Miss Supranational 2017.
Padahal, banyak juga yang menggadang-gadangnya bisa masuk paling tidak TOP 5. Ia masih senang bisa memenangkan Best Vodi Vote dan best in swimsuit yang menjadi titel penghiburnya. Ia juga bisa rela meski tidak mendapatkan Best National Costume. Yah, mau dikata apa lagi.
Uniknya, dengan kegagalannya ini, malah membuka sedikit tabir bagaimana Miss Supranational memenangkan pesertanya.
Nina pun memberi premis bahwa dengan kedatangan perwakilan Indonesia, entah dari keduataan atau pun dari pihak penyelenggara Puteri Indonesia sendiri membuat wakil Indonesia bisa mendapatkan lebih baik lagi.
Itu terbukti pada tahun 2018 dan 2019, Indonesia berturut-turut masuk ke babak 5 besar saat ada perwakilan  dari Indonesia yang hadir.
Di balik peran yang ia lakoni dalam berbagai judul sinetron yang kebanyakan antagonis, ternyata sifat baik ini yang tidak diketahui oleh banyak orang.
Memang, kalau jika dilihat sekilas, ia terlihat judes dan jutek. Ada pula yang beranggapan ia jauh dari sosok puteri yang kalem. Nyatanya, ia tetaplah Puteri Pariwisata terbaik yang dimiliki oleh Indonesia.
Dalam kaitannya dengan penyebaran penyakit akibat virus COVID-19 ini, sikap legowo dan percaya diri yang dimiliki Nina sangatlah penting. Saat ditanya apa yang ia lakukan sata musim karantina ini, dengan PD-nya Nina menjawab ia lebih sibuk menyikat kamar mandi.
Jadi, mari kita legowo dan tetap percaya diri sambil menyikat kamar mandi masing-masing.
Sekian cerita mengenai sosok Puteri Indonesia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H