Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Analisis Receh Enam Wakil DKI Jakarta "Unplaced Berjamaah" pada Puteri Indonesia 2020

11 Maret 2020   08:55 Diperbarui: 11 Maret 2020   08:54 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain momen salah pengucapan Pancasila oleh wakil Sumatera Barat, ajang Pemilihan Puteri Indonesia 2020 juga memberikan sesuatu yang patut menjadi perhatian.

Tak lain, enam wakil dari Provinsi DKI Jakarta gagal semuanya masuk ke babak 11 besar dan harus gigit jari.  Kegagalan ini menarik untuk disimak lantaran DKI Jakarta mengirimkan wakil dengan jumlah terbanyak pada ajang ini. Jika provinsi lain hanya mengirimkan satu wakil, maka DKI Jakarta mengirimkan enam wakil sekaligus.

Enam wakil ini sesuai dengan jumlah kota dan kabupaten administrasi di DKI Jakarta. Banyaknya wakil ini juga sebagai tanda bahwa DKI Jakarta adalah tempat berkumpulnya para wanita bertalenta yang sangat layak untuk menjadi Puteri Indonesia. DKI Jakarta juga menjadi magnet dan patokan bagi wanita-wanita muda untuk berprestasi lebih. Berbagai kesempatan yang lebih terbuka pun harus diakui lebih banyak berada di DKI Jakarta. Atas alasan inilah wajar sebenarnya DKI Jakarta mengirimkan lebih dari satu wakil pada ajang kontes kecantikan tersebut.

Dari tahun ke tahun, wakil DKI Jakarta hampir selalu mendominasi ajang kecantikan ini. Tercatat, sudah sepuluh Puteri Indonesia yang terpilih dari perwakilan DKI Jakarta. Artinya, hampir separuh Puteri Indonesia berasal dari DKI Jakarta. Frederika Alexis Cull juga memenangkan kontes ini menggunakan selempang DKI Jakarta 1.

Jika tidak menang, wakil DKI Jakarta juga mendominasi babak 10 besar dan 5 besar yang mempertandingkan pertanyaan dari dewan juri. Prestasi paling mentereng DKI Jakarta terjadi pada tahun 2005. Selain menggondol juara, 4 dari 10 kontestan yang masuk babak 10 besar saat itu didominasi dari DKI Jakarta. Pada tahun itu pula DKI Jakarta juga terpilih sebagai Puteri Persahabatan.

Lalu, mengapa DKI Jakarta seakan tumbang pada Pemilihan Puteri Indonesia 2020 ini?

Jika alasan utama adalah wakil yang dipilih kurang terlalu baik, itu bukanlah jawaban yang tepat. Enam wakil DKI Jakarta yang berlaga semuanya memiliki keunggulan yang sangat patut untuk diacungi jempol. Setidaknya, ada tiga wakil DKI Jakarta yang cukup menarik perhatian, antara lain DKI Jakarta 1, DKI Jakarat 5, dan DKI Jakarta 6.

Wakil dari DKI Jakarta 1 Stephanie Cecillia Munthe mearik perhatian karena pernah mengikuti ajang Miss Grand Indonesia. Dengan pengalaman pernah mengikuti ajang kecantikan, setidaknya menjadi modal bagi Stephanie untuk bisa mengembangkan diri di ajang Puteri Indonesia.

Memiliki kemampuan 4 bahasa dan pernah mengenyam pendidikan tinggi di New York, menjadikan perwakilan DKI Jakarta 5 Hillary Masrin juga sempat menjadi unggulan. Saya sendiri mengunggulkannya paling tidak bisa masuk ke babak 11 besar. Hillary yang sejak kecil ingin mengikuti ajang kecantikan bahkan telah bergabung dalam gerakan advokasi bernama Happy Hearts Indonesia atau Yayasan Hati Gembira Indonesia. Gerakan ini bertujuan untuk membangun kembali sekolah-sekolah bagi anak-anak yang terkena dampak bencana alam dan masyarakat di daerah tertinggal. Sebuah gerakan yang sangat mulia dan bisa menjadi modal jika ia menjadi Puteri Indonesia.

Melalui advokasi yang bernama Hold On, Pain Ends (HOPE), wakil dari DKi Jakarta 6, Gabriella Devita Febiola sebenarnya juga patut untuk diperhitungkan. Ia yang bergelar sebagai Diploma Of Hospitality Management ini  secara aktif menyuarakan kesehatan mental dan masalah depresi yang terjadi di sekitarnya. Apalagi, dengan kepercayaan diri yang timbul setelah ia mengalami tindakan yang menyebabkan depresi, Gaby -- panggilan akrabnya -- bisa lebih gambling menyuarakan advokasi ini. Sebuah advokasi yang patut menjadi perhatian.

Meski demikian, dari kacamata seorang penggemar ajang ini, nama enam wakil DKI seakan tenggelam dibandingkan dari provinsi lain. Sejak mencuat siapa saja yang akan mewakili masing-masing provinsi, saya baru tahu bahwa mereka semua mewakili DKI Jakarta dari video perkenalan yang diunggah oleh Yayasan Puteri Indonesia.

Video ini sebenarnya bisa menjadi cara efektif untuk meraih simpati sekaligus bisa jadi penilaian. Sayangnya, dari enam wakil DKI Jakarta, harus berat hati bisa dikatakan  tidak menampilkan video profil yang menarik simpati lebih. Datar, kurang bersemangat, dan belum bisa memberikan gambaran apa yang akan mereka lakukan jikalau menjadi Puteri Indonesia.

Dibandikan dnegan video peserta provinsi lain, mereka membuat dengan sinematografi yang ciamik. Namun, itu tidak saya dapatkan dari video perwakilan DKI Jakarta. Suara yang lirih dan tertutup oleh latar belakang musik yang kencang bisa saya rasakan dari perwakilan DKI Jakarta.

Pun demikian dengan isi video. Patokan video yang baik bisa saja berisi perkenalan singkat, tentang keluarga, kebanggaan mengenai daerah asal, dan tentunya advokasi yang telah mereka jalankan dan yang akan mereka kerjakan ke depannya. Rata-rata, saya hanya mendapatkan perkenalan singkat dan keluarga dari beberapa wakil DKI Jakarta.

Walau video ini bukan tolak ukur utama, tetapi bagi masyarakat luar yang tidak mengetahui penilaian saat karantina sangatlah penting. Seberapa greget usaha mereka mengikuti ajang ini juga terpancar dari video perkenalan. Sedikit membandingkan, tiga pemenang Puteri Indonesia memiliki video perkenalan yang cukup apik. Terutama, video perkenalan dari Jawa Tengah, Jihane Almira yang menggema dengan advokasi #ActYourThoughts yang ia perjuangkan. Video perkenalan dari pemenang Ayu Maulida juga sangat bergelora dengan advokasi senyum desa.

Wakil DKI Jakarta pun seakan tenggelam dari wakil lain bahkan sebelum karantina. Jarang sekali akun-akun pageant lovers yang menjagokan wakil DKI Jakarta dalam hotpicts (prediksi) yang maju ke babak 11 besar. Lagi-lagi, bisa jadi untuk tahun ini wakil dari daerah sedang bagus-bagusnya. Meski enam wakil DKI Jakarta cukup bagus, mereka harus mengakui keunggulan wakil daerah lain.

Yang terakhir, mereka bisa jadi kurang menjalin komunikasi yang erat dengan para pageant lovers. Banyak wakil daerah yang meski unplaced masih menjalin komunikasi yang cukup erat dengan para penggemar. Sebagai contoh wakil DIY atau pun Sulawesi Tengah yang masih dikenal oleh penikmat ajang ini. Beberapa wakil dari provinsi daerah bahkan memiiki akun fanbase yang sangat gempita mengkampanyekan dukungan bagi wakilnya. Ini tidak saya lihat pada perwakilan DKI Jakarta. Akhirnya mereka pun jarang dikenal.

Akhirnya, dengan menyesal, enam wakil DKI Jakarta pun harus unplaced berjamaah. Pertama kali dalam sejarah ajang Puteri Indonesia. Meski hasil ini cukup menyakitkan, tetapi harapan bagi wakil DKI Jakarta untuk tetap berkarya dan melanjutkan kegiatan positif sangat dinanti. Menjadi yang terbaik tidak harus menjadi yang utama kan?

Prestasi wakil DKI Jakarta pada pemilihan Puteri Indonesia 4 tahun terkahir. Diolah dari berbagai sumber. - Dokpri
Prestasi wakil DKI Jakarta pada pemilihan Puteri Indonesia 4 tahun terkahir. Diolah dari berbagai sumber. - Dokpri
Untuk tahun ke depan, semoga wakil DKI Jakarta bisa lebih baik lagi. Banyak potensi dan masalah di DKI Jakarta yang bisa diangkat untuk diperjuangkan melalui ajang ini. Bagaimana pun, dengan jumlah kontestan terbanyak dan pusat dari kegiatan di negeri ini, sudah seharusnya DKI Jakarta bisa melangkah lebih jauh lagi.

Sekian, mohon maaf jika ada kesalahan. Ini hanya analisis sederhana dari seorang pengamat abal-abal. Keputusan juri dan kuasa Tuhan tetap  yang utama. Tetap semangat ya wakil dari DKi Jakarta.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun