Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang yang Suka Cari Panggung, Enaknya Diapakan Ya?

9 Februari 2020   07:18 Diperbarui: 9 Februari 2020   07:59 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. - intisari.grid.id

Uniknya, ciri yang tidak bisa lepas dari orang yang mencari panggung adalah menutupi kekurangannya. Kalau kekurangan sih setiap orang pasti punya dan bagi saya wajar. Namun tidak dengan kebohongan. Dengan dalih memperkaya diri sendiri atau hal lain, ia akan menyembunyikan fakta yang ada. entah dengan cara apa pun yang penting namanya tetap bersinar. Dan anehnya, kok ya banyak orang yang percaya. Mau bukti?

Tidak usah susah-susah. Kerajaan halu yang viral kemarin adalh salah satunya. Bahkan menurut beberapa psikolog, keinginan untuk mendapatkan nama dan kejayaan yang telah hilang dari beberapa raja dan ratu halu adalah salah satu penyebabnya. Mereka ingin pujian, elu-eluan, dan tentunya nama yang bersianar agar keinginan mereka terpenuhi.

Satu hal lagi, kok saya melihat orang yang mencari panggung ini tidak bisa berfokus pada pekerjaan yang mereka lakukan. Mereka akan mencari obyek lain, entah proyek atau hal lain agar kelihatannya ia mengerjakan banyak hal. Saya kan sudah pernah mengerjakan ini, menulis ini itu, dan menjadi ini itu. Tapi hasilnya?

Kok saya ragu ya. Sudah mendengar kasus penipuan WO yang terjadi beberapa waktu belakangan ini? Saat saya melihat wawancara MC yang diminta oleh WO tersebut, tanda ini semakin jelas. WO tersebut mencoba melakukan banyak hal, entah bagaimana caranya agar terlihat "sukses". Namun nyatanya? Dari puluhan event pernikahan yang digelar oleh WO tersebut, hampir semuanya berakhir dengan kegagalan.

Makanya, ketika saya bertemu orang baru dengan banyak omongan dan rencana yang disusun, saya jadi bertanya balik. Ini benar mau dilakukan? Ini benar dikerjakan dengan sungguh-sunggu? Atau hanya digunakan untuk mencari panggung saja? Kalau begini, lebih baik cari orang lain saja. Saya cari yang pasti-pasti saja.

Walau sederhana, saya lebih senang dengan proyek yang minimalis tapi memiliki perencanaan matang dan komitmen keras untuk menyelesaikannya. Bukan karena banyak proyek atau kegiatan tetapi hasilnya mengecewakan. Toh hasil pekerjaan yang baik akan membawa nama baik juga kan. Dengan sendirinya nama kita akan terkerek tanpa banyak usaha aneh dengan mencari panggung. Hasil tidak akan membohongi usaha. Begitu kata mbak-mbak member JKT48.

Terkahir, orang yang mencari panggung tidak sungkan lho untuk menjegal orang lain. Terlebih jika orang yang dijegal tahu bagaimana riwayatnya. Kadang, saat saya bertemu orang baru dan ternyata sama-sama pernah kenal dengan orang yang cari panggung, kami sering berucap, "Oh yang itu kan? Iya iya aku tahu".

Tidak hanya menjegal orang, mereka kerap juga memanfaatkan orang lain demi misinya tercapai. Teman saya pernah misuh-misuh ketika ada orang yang memintanya mengerjakan sebuah penelitian tindakan kelas untuk perlombaan. Selepas perlombaan selesai dan yang meminta bantuan menang, eh jangankan diberi segepok salak, bilang terima kasih saja tidak. Kan malas. Bukan antara ikhlas dan tidak, tapi penghargaannya itu lho. Kalau kata orang jawa, enggak nguwongno.

Lantas apakah mereka harus dimusuhi?

Oh jangan. Tidak baik memusuhi orang. Kalau saya sih tetap menjalin hubungan dengan mereka. Namun, hubungan yang berjarak. Semisal tidak memberi kesanggupan ketika mereka ingin melakukan sebuah pekerjaan dengan kita. Kalau pun mau bekerja sama dengan mereka, saya sering meminta job desk yang jelas dan target yang dicapai. Kalau sudah ada tanda-tanda memble di awal atau pertengahan, lebih baik saya mundur perlahan.

Untuk itu, dengan semakin banyaknya orang yang mencari panggung, rasanya kita harus semakin awas. Bukan berprasangka buruk tapi hati-hati. Bukankah banyak kasus penipuan yang terjadi dan diawali dengan mencari panggung?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun