Sebagai netizen yang haus akan informasi panas, saya cukup kecewa dengan pengumuman yang disampaikan oleh akun @digeeembok pada Sabtu (15/12/2019) kemarin.
Pasalnya, setelah ia membongkar habis-habisan mengenai apa yang terjadi pada perusahaan maskapai kebanggaan tanah air -- Garuda Indonesia -- secara mengejutkan ia mengumumkan undur diri. Menyudahi dulu sementara cuitannya mengenai kebobrokan di maskapai tersebut sambil menunggu kelanjutan yang dilakukan oleh Meneg BUMN Erick Thohir atas perusahaan tersebut.
Kekecewaan saya juga diamini oleh banyak netizen. Banyak yang menyayangkan, sedih, kecewa, penasaran, dan tentunya dibuat bertanya-tanya atas keputusan tersebut. Banyak yang bertanya apakah ia sedang dalam kondisi tertekan. Namun, dia akhir utasan, ia memberikan beberapa alasan yang membuatnya harus menghentikan utasan tersebut.
Alasan utamanya adalah ia tidak ingin nama Garuda Indonesia semakin buruk dengan adanya cuitan terus-menerus mengenai kebusukan yang ada di dalamnya. Ia tak ingin, dengan adanya cuitan itu saham Garuda terus anjlok dan membuat orang kaya dengan mudah membeli sahamnya dan tentunya kerugian negara akibat kejadian ini semakin banyak. Makanya, dengan berat hati, ia menutup utasan dengan doa kafaratul majlis.
Meski demikian, ia masih akan kembali lagi jikalau nanti, perkembangan di dalam perusahaan tersebut masih tidak terlalu menggembirakan. Terlebih, jika orang-orang yang ada di dalamnya -- yang disebutnya memiliki banyak masalah -- masih menduduki posisi penting. Masih bisa melenggang dengan nyaman dan tanpa sedikitpun takut untuk berbuat sesuka hati mereka.
Kekecewaan yang dirasakan oleh para netizen memang wajar. Di tengah pesimisme untuk menyibak kasus korupsi dan penyelewengan di negeri ini, sosok akun @digeeembok seakan menjadi oase. Ia seakan datang sebagai sosok yang dinanti di tengah ketidakpastian dan kegelapan akan buruknya manajemen yang terjadi pada BUMN, terlebih Garuda Indonesia. Apalagi, kian banyak pramugari dan awak kabin maskapai ini yang berani bersuara atas apa yang terjadi di dalamnya.
Makanya, meski kecewa, banyak netizen yang menaruh apresiasi besar dan mengangkat topi baginya. Banyak pula yang berterima kasih dan menyebutnya sebagai pahlawan bagi bangsa ini. Dengan utasan terpanjang selama tahun 2019 ini, nyatanya ia telah menarik banyak perhatian. Walau, jika berpijak pada hukum yang berlaku di negeri ini, apa yang ia sampaikan harus ditelaah lebih lanjut oleh para penegak hukum.
Di sinilah peran negara sangat ditentukan. Apakah negara mampu berbuat lebih banyak dengan mengusut dan memanggil nama-nama yang disebutkan oleh akun tersebut. Apakah negara mampu berposisi pada tempatnya berbuat sesuai peraturan yang berlaku dan tentunya dilakukan secara transaparan. Inilah yang ditunggu oleh publik.
Berposisi sebagai whistleblower memang cukup sulit. Di satu sisi, ia ingin membuka aib dan segala pelanggaran yang terjadi di sebuah institusi. Di sisi lain, ia juga masih ingin menjaga nama baik dari institusi yang menaunginya. Suka atau tidak, rasa cinta pada institusi tersebut tetaplah ada. Walau banyak  diisi oleh oknum kurang baik, Garuda Indonesia adalah kebanggaan kita bersama. Masih ada orang baik di dalamnya dan masih ada harapan untuk memperbaikinya.
Pubik terus berdoa, semoga meneg BUMN bisa segera membereskan masalah ini. Mengganti sang Dirut sepertinya bukan satu-satunya solusi. Selama masih ada oknum kurang baik di dalamnya, siapapun dirutnya, maka praktik pelanggaran akan terus terjadi. Berulang dan membuat keadaan perusahaan tersebut semakin terpuruk.
Semoga harapan ini bisa terwujud agar gibahan nasional yang cukup panjang ini bisa segera diakhiri. Diganti dengan omongan prestasi dari maskapai yang pernah meraih penghargaan bergengsi ini.
Salam. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H