Para kreator bisa belajar dari alasan mengapa sinetron jadul bisa begitu digemari. Mulai alur cerita yang lebih masuk akal hingga pemeran yang bisa memainkan peran dengan cukup apik.Â
Untuk cerita fantasi, para kreator mungkin bisa melihat kembali beberapa sinetron seperti Jin dan Jun atau beberapa sinetron lain yang meski masih ada kekurangan tapi masih asyik ditonton.
Sinetron jadul yang diputar juga bisa memberi pelajaran kegagalan mengapa sinetron jadul tersebut ditinggalkan pada alur cerita tertentu. Cinta Fitri misalnya.Â
Salah satu dari lima sinetron terpanjang ini cukup banyak digemari pada season 1-5 dan mencapai puncaknya pada season 3-4. Setelah season tersebut, saat jalannya cerita mulai tak masuk akal, maka penonton mulai meninggalkannya.Â
Itu pula yang juga dialami oleh Tersanjung. Artinya, dari sinetron jadul ini, ada sebuah pelajaran berharga untuk melakukan terminasi sebuah cerita pada waktu yang tepat.Â
Dan yang paling penting, melihat sinetron jadul yang beberapa di antaranya bukan sinetron striping, poin inilah yang semestinya bisa dijadikan pedoman. Sinetron sekarang hampir semuanya merupakan striping dengan rentang waktu 1-2 jam.Â
Kualitas ide cerita pun menjadi nomor sekian. Sinetron Filipina saja, meski ada  yang striping, namun hanya terbatas berdurasi sekitar 30-45 menit. Kebanyakan sinetron di negeri tersebut bukan merupakan sinetron striping.
Bisakah sinetron jadul ini menginspirasi kembali sinetron masa kini yang disesuaikan dengan perkembangan zaman tapi tidak menghilangkan esensi cerita itu sendiri?
Saya rasa, sulit. Sesulit memahami makna sinetron azab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H