Tak terasa, lomba nulis Samber THR sudah akan mencapai ujungnya.
Jujur, pada awalnya, saya yang terkenal anti ribet tidak berniat mengikuti lomba ini sampai akhir. Mengingat banyak pekerjaan yang harus saya lakukan, mulanya saya berniat hanya mengisi beberapa topik saja semampunya. Namun, rasanya kok sayang sekali kalau momen Ramadan dilewatkan begitu saja. Akhirnya, saya bertekad kuat untuk menamatkan proyek 33 hari menulis ini dengan cara yang dibikin simpel saja.
Apa yang membuat saya tetap bertahan dan begitu bersemangat?
Pertama, niat utama saya tidak mengejar hadiah. Niat dalam diri dibikin simpel hanya untuk melatih konsistensi menulis dan mengisi waktu selama bulan Ramadan. Kalau biasanya waktu menunggu berbuka puasa saya habiskan untuk menonton TV atau bermain media sosial, maka hal itu kini teralihkan untuk menulis.
Niat saya yang lain, agar ada informasi yang bisa saya bagi kepada khalayak luas mengenai hal-hal seputar Ramadan. Tak melulu seputar puasa, namun segala hal yang menjadi sisi lain di bulan suci ini ingin saya kupas lebih dalam. Saya ingin sedikit memberi informasi bahwa bulan puasa bisa dijalani dengan kegiatan yang menyenangkan dan dibikin simpel.
Tak hanya itu, seperti yang saya ulas sebelumnya, saya ingin mempercantik feed blogpost saya di Kompasiana dengan aneka desain grafis ala-ala yang bagi saya cukup asyik. Tujuan saya membuat desain gambar ilustrasi blog tidak lain bagi saya ngeblog adalah seni. Seni yang harus dinikmati. Mengingat saya tidak bisa menggunakan aplikasi Photoshop atau Corel Draw, maka kegiatan mendesain ini dibikin simpel saja. Saya belajar menggunakan aplikasi Canva yang anti ribet dan bisa digunakan oleh siapa pun.
Aneka gambar dan warna pun berpadu memenuhi data artikel yang ada di laman profil saya. Semangat saya bertambah kala akan menulis tema baru setiap harinya. Kira-kira, akan dibikin sesimpel apa ya? Akan dibuat dengan desain, proporsi warna yang bagaimana agar pembaca yang kini anti ribet bisa tertarik dengan tulisan-tulisan saya?
Untuk itulah, setiap ada topik terbaru yang muncul, saya selalu semangat. Saya selalu berhasrat untuk segera menulis dan membuat desain baru untuk ilustrasi tulisan saya.
Menulis di kedua waktu tersebut adalah kenikmatan tiada tara. Saya hampir selalu larut dalam mencari bahan untuk tulisan, merangkai kerangka paragraf, mengutak-atik diksi, memadupadankan kohesi dan koherensi, hingga menyunting ejaan. Kesemuanya saya lakukan pada kedua waktu tersebut.
Dengan mencoba konsisten menulis pada jam efektif tersebut, puji syukur, rasa malas yang hinggap kala beraktivitas saat berpuasa bisa ditahan. Rasa kantuk yang menyerang jadi hilang dengan semangat baru yang muncul. Kadang, saking semangatnya, saya sampai lupa menulis dari asar hingga azan magrib berkumandang dan belum sempat membeli takjil untuk keperluan berbuka puasa. Untuk itulah, saya sangat beruntung bisa mengikuti Samber THR ini.