Kendala yang ada sebenarnya pada waktu pengerjaan yang mepet. Kadang, ada orderan yang baru masuk malam hari namun esok paginya sudah minta diambil. Kalau satu dua buah adik saya masih bisa melakukannya sendiri. Namun, jika lebih dari dua buah, maka teman adik saya sampai menginap di rumah karena harus ikut menyelesaikan. Jadi, kendala utamanya memang pada tenaga yang mengerjakan buket-buket tersebut. Untuk menyiasatinya, orderan yang diterima kini maksimal 2 hari sebelum pengambilan.
Kendala selanjutnya adalah pada bunga yang bisa saja kering sebelum digunakan. Kadang, untuk melayani permintaan buket bunga, adik saya harus membeli bunga dengan cukup banyak. Sisa dari bunga-bunga tersebut ia rendam dalam air hangat dan diberi pengawet bunga. Namun, jika waktu untuk menggunakan bunga-bunga tersebut cukup lama, maka bunga-bunga pun akan layu. Akhirnya, adik saya hanya membeli bunga dengan jumlah terbatas jika orderan yang ada masih belum banyak.
Ada pula calon pembeli yang menurut adik saya cukup ribet dalam memilih snack. Terutama, calon pembeli perempuan yang memang dikenal pilih-pilih. Untuk calon pembeli laki-laki malah sering membeli buket tanpa banyak keinginan asal yang paling murah. Untuk itu, saya dan ibu selalu mengingatkan agar ia dan temannya tetap sabar melayani mereka terutama di bulan puasa ini.
Jenis buket yang paling laris sebenarnya jenis buket yang paling murah, yakni yang berharga 15.000 rupiah. Untuk satu buket ini, adik saya dan temannya hanya menghabiskan snack seharga 5.000 rupiah. Ditambah kain spunbund dan bahan lain sekitar 3.000 rupiah. Jadi, total biaya produksi sebesar 8.000 rupiah. Keuntungan sejumlah 7.000 pun didapat. Cukup lumayan untuk usaha kecil-kecilan mahasiswa tingkat akhir.
Menjadi pengusaha dadakan terutama di bulan Ramadan serta dalam masa mengerjakan skripsi memang banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, dengan semangat dan bantuan fintech, segalanya jadi lebih simpel.
Tertarik dengan produk buket adik saya? Sila diikuti akun IG atau laman @kalyca.bouquet ya.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H