Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Selektif Memberi Bantuan, Selektif Beramal Tepat Sasaran

14 Mei 2019   03:00 Diperbarui: 14 Mei 2019   03:12 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sejak melihat Mbak Inem Jogja "ngedan" dengan melakukan kegiatan di jalan raya, saya jadi semakin tergerak untuk melakukan hal yang sama.

Rasa puas untuk bisa sedikit berbagi dengan mereka yang belum beruntung dan hidup di jalan raya menjadi salah satu alasan. Namun, bukan berarti kegiatan ini bisa begitu saja dilakukan dengan sekenanya dan tidak memperhatikan aturan yang berlaku.

Berbagai peraturan daerah sudah jelas memberikan larangan untuk memberi sesuatu kepada beberapa pihak yang dianggap bisa mengganggu kenyamanan bersama. Semisal, pengamen atau pengemis yang mangkal di perempatan lampu merah. Bahkan, sanksi tegas berupa denda bisa mengancam para pemberi bantuan yang masih nekat melakukan hal tersebut.

Maka, sikap selektif terhadap kegiatan memberi sedekah atau bantuan di jalan raya ini sangat perlu. Selektif dalam hal ini, sebagai pribadi yang diberi kecukupan dan kelebihan rezeki, kita harus bisa memilih dan memilah siapa saja yang bisa kita bantu.

Selain tidak mengganggu ketertiban umum, kegiatan yang kita lakukan hendaknya juga tepat sasaran. Artinya, mereka yang kita bantu memang benar-benar membutuhkan bantuan kita. Mereka yang masih terus berusaha semangat untuk bertahan hidup dan tidak sekadar mengharapkan belas kasihan. Kriteria inilah yang menjadi dasar saya dan teman-teman di salah satu komunitas yang kami dirikan di sekitar tempat tinggal untuk berbagi kebaikan.

Biasanya, kami melakukan seleksi terhadap siapa-siapa saja yang berhak untuk ditolong melalui berbagai akun media sosial yang kini mulai marak menginformasikan para mustahiq. Terutama, akun yang mewartakan para lansia yang masih gigih untuk mencari sesuap nasi dengan berdagang di jalan apa saja yang penting halal.

Salah satunya adalah akun Ketimbang Ngemis sebagai salah satu referensi andalan. Akun ini cukup informatif memberikan segala jenis informasi yang dibutuhkan bagi para donatur. Tak sekadar memberikan bantuan, upaya untuk memberikan semangat bagi mereka yang membutuhkan uluran tangan tersebut juga dikobarkan. Semisal, ajakan untuk membeli barang atau menggunakan jasa para pejuang kehidupan tersebut.

Alhasil, upaya jemput bola yang dilakukan oleh akun-akun tersebut cukup mendapat banyak simpati masyarakat. Mereka pun banyak yang mengalihkan donasi mereka kepada pejuang kehidupan  tersebut. Kegiatan membeli barang kebutuhan atau makanan tertentu yang sebenarnya bisa dilakukan di tempat lain pun berpindah kepada para mustahiq tersebut.

Sebenarnya, selain melalui pencarian informasi sekitar, upaya untuk mengurangi sedekah di jalan raya yang tidak tepat sasaran adalah melakukan kegiatan tersebut kepada orang sekitar. Tukang sampah yang mengambil sampah kita, tukang becak, atau tetangga yang masih hidup kekurangan seharusnya menjadi target utama. Bukankah dalam agama diajarkan untuk memberi sedekah kepada sanak famili dan kerabat terdekat terlebih dahulu?

Kegiatan pengajian jumat legi yang diikuti oleh ibu saya di kampung melakukan hal tersebut secara berkala. Ada empat kali kegiatan pemberian sedekah yang mereka lakukan selama setahun, yakni ketika Maulid Nabi, Hari Asyura (10 Muharram), 1 Syawal (Malam Takbiran), dan saat Iduladha.

Uang yang disetorkan setiap jamaah kala pertemuan rutin bulanan dikumpulkan. Uang ini termasuk pula dari donatur luar yang tidak mengikuti pengajian namun memiliki niat berbagi. Ada petugas khusus yang melakukan update informasi mengenai siapa saja yang berhak menerima sedekah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun