Alternatif selanjutnya, pemerintah daerah dalam hal ini bisa menyediakan pos bank sampah di beberapa lokasi strategis. Bank sampah itu yang akan mengumpulkan plastik wadah minuman dari para pembeli yang tidak sempat menukarkan kembali ke penjual. Mereka tak akan mendapat uang jaminan kembali.
Namun, mereka akan mendapat kupon yang jika sudah terkumpul dalam jumlah tertentu bisa mereka gunakan kembali untuk membeli minuman di penjual tersebut. Penjual yang telah bekerja sama dengan bank sampah. Sebagai reward mengurangi sampah yang juga diberikan oleh bank sampah kala ada orang atau badan yang memberikan sampah ke bank sampah. Tentu, besarnya reward dan karakteristik sampah yang bisa ditukar harus disepakati bersama.
Dengan adanya reward semacam ini, diharapkan ada perputaran secara kontinyu dalam usaha mengurangi sampah. Jika hanya mengandalkan penjual dan pembeli, atau bank sampah, dalam hal ini pemerintah tidaklah bisa teratasi.
Kampanye "Daripada sampah plastikmu terbuang lebih baik ditabung untuk membeli minuman" bisa jadi andalan. Relawan-relawan semacam ini akan disebar untuk memberi informasi kepada masyarakat luas akan bahaya sampah plastik, terutama dari wadah minuman. Ajakan untuk melakukan kegiatan berkelanjutan tersebut juga dapat digaungkan terutama di tempat-tempat yang berpotensi banyak menggunakan sampah plastik, semisal pasar takjil.
Diantara jenis sampah plastik lain, sampah dari wadah minuman memang masih menyumbang banyak masalah. Pembatasan penggunaannya pun cukup sulit karena masih belum ada alternatif yang bisa jadi pilihan.
Atau ada ide lain bro dan sis?
Sumber : (1)