Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mencicipi KA Jenggala yang Bernasib sebagai "KA Wisata"

1 April 2019   07:00 Diperbarui: 1 April 2019   13:42 1904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Replika KA Jenggala di Stasiun Mojokerto. - Dokumen Pribadi

Beralih ke nomor kereta selanjutnya, suasana sepi langsung tergambar. Tak semua kursi terisi. Jika dihitung secara kasar, mungkin hanya sekitar 35 hingga 40 persen kursi-kursi itu ditempati penumpang. Sisanya, tak berpenghuni.

Kursi banyak yang tak berpenghuni. - Dokumen Pribadi
Kursi banyak yang tak berpenghuni. - Dokumen Pribadi

Menurut salah seorang penglaju kedua kota satelit ini, memang KA Jenggala tak seramai KA lokal lain yang melintasi Daerah Operasi 7 dan 8, seperti Penataran, Rapih Dhoho, Komuter Surabaya Porong (Supor), KRD Kertosono, dan KRD Bojonegoro. 

Salah satu alasannya, jadwal kereta api yang tidak pas dengan kegiatan para pekerja yang hilir mudik antara kedua kota itu. Para pekerja di daerah tersebut juga lebih memilih menaiki kendaraan pribadi. Keramaian baru terasa ketika akhir pekan ataupun libur panjang.

Lambat laun, KA Jenggala lebih berfungsi sebagai kereta wisata. Di dalam kereta, anak-anak belajar bagaimana cara mengantre untuk naik dan turun dari kereta. 

Bagaimana mereka meletakkan barang bawaan, menyiapkan tiket untuk diperiksa oleh petugas kereta, hingga mempelajari lingkungan di sekitar Jalur Tarik-Sidoarjo. Mereka pun juga bisa belajar bagaimana KRDI dijalankan dengan konsep berbeda seperti pada kereta diesel lain.

Belajar mempersiapkan tiket kereta. Dokumen Pribadi
Belajar mempersiapkan tiket kereta. Dokumen Pribadi

Nyatanya, meski lebih banyak berfungsi sebagai KA wisata, kereta ini juga masih memiliki kelamahan. Bisa dikatakan cukup fatal. Pintu kereta otomatis yang seharusnya menutup sebelum kereta berjalan tak bisa berfungsi dengan baik. 

Akibatnya, masinis kereta atau petugas kereta lain harus bersusah payah menutup pintu saat kereta sudah berjalan. Tentu, kondisi ini cukup membahayakan. Mengingat, banyak anak-anak TK dengan tingkah polah bermain ke sana ke mari bisa jadi akan mendekati pintu kereta.

Pintu otomatis kereta yang sulit tertutup. - Dokumen Pribadi
Pintu otomatis kereta yang sulit tertutup. - Dokumen Pribadi

Belum lagi, peron di beberapa stasiun berada pada posisi yang cukup tinggi. Salah satunya adalah peron di Stasiun Tulangan. Stasiun yang baru dibangun kembali setelah lama tak aktif ini memiliki peron yang cukup tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun