Kecerdasan musikal seniman Banyuwangi yang banyak tumbuh di Kawitan sudah tak bisa dibantah. Kesungguhan mereka dalam berkarya seni sudah teruji. Seorang anak kecil yang saya potret mungkin menjadi salah satu yang bisa diamati.
Kala saya heran kenapa tak ada aktivitas para seniman pada siang menjelang sore itu, saya mendapat jawaban yang sangat membanggakan. Banyak seniman yang sedang melakukan perisapan untuk tampil dalam festival budaya yang didukung Pemkab Banyuwangi. Saya memang tak bisa melihat mereka tampil, tapi setidaknya dengan mendengar mereka semakin eksis membuat saya bangga.
Sesekali, saya dilihat oleh warga sekitar karena mencoba memotret suasana sekitar kampung. Saya masih penasaran dan mencari satu per satu nomor rumah sesuai apa yang ada di dalam buku bacaan tersebut.
Rekan lama saya terus menghubungi saya untuk mengajak bertemu. Dengan terpaksa, tanpa mendapat informasi lebih banyak lagi, pencarian dan perjalanan sensitif ini harus saya akhiri.
Meski demikian, saya tetap puas. Kawitan memang tak seramai kampung wisata yang saya kunjungi di beberapa kota. Tapi setidaknya saya belajar banyak. Dari kampung wisata ini, sebuah roda kehidupan harus teruslah berjalan.Roda yang terus berputar dan mengikuti irama lagu yang terdengar dari Kawitan. Â
Sun sembur esem iki
Masio tah udan njero ati