Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Gelak Tawa Pertunjukan Kabaret Jogja

6 Februari 2019   09:33 Diperbarui: 6 Februari 2019   12:18 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain kabaret yang benar-benar menjiwai. - Dokpri

Sang Diva KW. - Dokpri.
Sang Diva KW. - Dokpri.
Pertunjukan pun terus berlangsung. Saya sampai tak hafal siapa saja yang tampil. Mulai dari penyanyi K-POP, penyanyi Melayu, aneka penyanyi Barat, dan tentunya penyanyi dangdut. Selain sang "Mother Monster KW", penampilan dari "Inul Daratista KW " juga membuta saya "panas". Sang "Diva KW" memulai atraksi dengan bergoyang ngebor dan memanjat salah satu tiang di pinggir panggung. Segera saja tawa lepas penonton semakin membahana.

"Manuver" sang diva juga tak kalah heboh. Ia berlari ke sana ke mari sambil mencari "mangsa". Para lelaki tampan yang duduk di barisan depan. Untunglah, saya tidak masuk kategori tampan dan duduk di depan. Jadi, saya masih aman. Ia langsung membelai rambut penonton lelaki pilihannya sambil memasang pose menggoda. Sungguh, perut saya semakin kaku karena tawa yang tak terhankan lagi.

Para penonton pria di barisan depan yang siap jadi
Para penonton pria di barisan depan yang siap jadi
"Waduh, menang milih, Rek!" (Waduh, bisa enak milih tuh), seru teman wanita saya yang mulai naksir dengan mas-mas "korban" sang diva. Perut saya sudah tak bisa lagi untuk menahan segala kelucuan itu. Untunglah, itu adalah penampilan terakhir sebelum kami harus bersusah payah untuk keluar lantaran pintu yang sempit.

Para pemain kabaret yang benar-benar menjiwai. - Dokpri
Para pemain kabaret yang benar-benar menjiwai. - Dokpri
Di depan pintu masuk, rupanya pertunjukan belum usai. Para diva keluar dan mengajak para penonton berfoto bersama. Tentu, kesempatan ini tak kami sia-siakan. Kami mencoba berfoto bersama semua diva untuk masuk dalam linimasa akun Instagram kami. Mereka menyambut dengan hangat. Mereka pun tak sungkan menjawab nama akun sosmed mereka dan berharap kami bisa datang lagi.

Meski tak berpenampilan banci, tapi kesa
Meski tak berpenampilan banci, tapi kesa
Dari sesi foto singkat ini, saya baru tahu kalau kebanyakan mereka juga adalah mahasiswa dan alumni dari sebuah institut seni di Yogyakarta. Pantas saja gerak koreo mereka benar-benar sempurna dan bisa menyesuaikan dengan kondisi panggung yang sempit. Kondisi sempit yang bisa mereka ubah layaknya panggung besar. Tentu, hal itu butuh kerja keras, ketekunan, dan semangat.

Spirit Jogja Istimewa yang ada di pertunjukan kabaret ini memang melegenda. Ia sudah seperti ikon tersendiri dari sebuah kota yang dikenal masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya jawa tersebut. Sebuah kontradiksi yang bagi saya menarik.


Jogja menyimpan anomali sendiri. Saya baru ingat beberapa hari sebelum melihat pertunjukan ini, saya melihat pemandangan getir berupa penyerangan di sebuah masjid besar di Jogja. Beberapa bulan sebelumnya insiden pemotongan salib dari sebuah makam Kristen pun terjadi. Dan, saya kadang masih was-was kala pulang menuju rumah saya di daerah Salam, Magelang dari arah Kota Jogja akibat klitih yang merajalela.

Kalau dicium semacam ini, saya juga was-was. - Dokpri
Kalau dicium semacam ini, saya juga was-was. - Dokpri
Namun, di malam itu, saya seakan melupakan itu semua. Saya  bisa tertawa lepas bersama teman-teman. Melupakan hal-hal negatif di Jogja Istimewa. Melupakan kalau acara semacam ini, yang berbau LGBT sebenarnya masih tabu di negeri ini. Dan saya semakin sadar kalau di balik kesitimewaannya, Jogja adalah rumah bagi segala keberagaman yang harus tetap dijaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun