Kedua, saya bisa menemukan teman-teman yang memiliki tipe yang sama dengan model belajar yang saya miliki. Dengan mereka saya lebih nyambung. Kala saya mengungkapkan apa yang saya pikirkan, dengan antusias pemikiran saya pun segera terapresiasi.Â
Salah satu contohnya adalah beberapa rekan dari Railfans. Beberapa dari mereka yang berbicara banyak dengan saya juga memiliki masalah yang sama. Sulit mendapat apresiasi dari apa yang mereka pikirkan dari orang sekitar.
Ketika mereka membahas hal-hal yang menurut banyak orang tidak penting malah sebenarnya bagi saya yang suka akan hal baru sangat unik sekali. Pembicaraan pun menjadi nyambung.Â
Tak hanya itu, kadang dari beberapa lingkar pertemanan semacam ini muncul proyek-proyek produktif yang sebenarnya awalnya tidak terlalu penting. Semisal, menyusuri jalur rel yang sudah mati. Kalau saya melontarkan ide kepada teman lain pasti mereka berpikiran: Ngapain?
Ketiga, saya bisa menyimpan apa yang saya pikirkan dalam bentuk sebuah tulisan. Blog pribadi saya malah saya beri judul aneh: Unimportant to Important. Bagi orang lain tak penting, namun bagi saya penting sekali. Iya, saya suka menuliskan hal-hal aneh yang akan mendapat respon "dikacangin jilka saya mengungkapkannya melalui pembicaraan.
Saya bisa produktif menulis dan bahkan menghasilkan uang dari membahas hal-hal yang "tidak penting" itu. Beberapa dari pembaca di blog pribadi malah sering berkomentar, "kok bisa ya punya pemikiran semacam itu" yang segera saya jawab "ya inilah hasil dari dikacangin". Meski tulisan saya pun juga akan mendapat kesempatan sama untuk "dikacangin", namun dengan berjalannya waktu tulisan tersebut akan dicari. Sebagaimana ungkapan bahwa setiap tulisan akan menemukan takdirnya sendiri.
Keempat, dengan seringnya saya mendapat perlakukan "dikacangin", maka semakin bertekad untuk tidak melakukannya kepada orang lain. Sebisa mungkin saya mendengar dan memberi apresiasi dari apa yang mereka bicarakan. Kecuali, jika hal yang dapat menjurus pada tindak kriminal semisal penipuan.
Maka, saya bisa mengatakan bahwa ngapain pusing jika sering dikacangin. Introspeksi, cari lingkar teman baru meski tak meninggalkan teman lama, berlatih komunikasi dan...
Ayo menulis.
Salam..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H