Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Dikacangin"? Jangan Diambil Pusing

1 November 2018   09:12 Diperbarui: 1 November 2018   13:17 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, saya bisa menemukan teman-teman yang memiliki tipe yang sama dengan model belajar yang saya miliki. Dengan mereka saya lebih nyambung. Kala saya mengungkapkan apa yang saya pikirkan, dengan antusias pemikiran saya pun segera terapresiasi. 

Salah satu contohnya adalah beberapa rekan dari Railfans. Beberapa dari mereka yang berbicara banyak dengan saya juga memiliki masalah yang sama. Sulit mendapat apresiasi dari apa yang mereka pikirkan dari orang sekitar.

Ketika mereka membahas hal-hal yang menurut banyak orang tidak penting malah sebenarnya bagi saya yang suka akan hal baru sangat unik sekali. Pembicaraan pun menjadi nyambung. 

Tak hanya itu, kadang dari beberapa lingkar pertemanan semacam ini muncul proyek-proyek produktif yang sebenarnya awalnya tidak terlalu penting. Semisal, menyusuri jalur rel yang sudah mati. Kalau saya melontarkan ide kepada teman lain pasti mereka berpikiran: Ngapain?

Ketiga, saya bisa menyimpan apa yang saya pikirkan dalam bentuk sebuah tulisan. Blog pribadi saya malah saya beri judul aneh: Unimportant to Important. Bagi orang lain tak penting, namun bagi saya penting sekali. Iya, saya suka menuliskan hal-hal aneh yang akan mendapat respon "dikacangin jilka saya mengungkapkannya melalui pembicaraan.

Saya bisa produktif menulis dan bahkan menghasilkan uang dari membahas hal-hal yang "tidak penting" itu. Beberapa dari pembaca di blog pribadi malah sering berkomentar, "kok bisa ya punya pemikiran semacam itu" yang segera saya jawab "ya inilah hasil dari dikacangin". Meski tulisan saya pun juga akan mendapat kesempatan sama untuk "dikacangin", namun dengan berjalannya waktu tulisan tersebut akan dicari. Sebagaimana ungkapan bahwa setiap tulisan akan menemukan takdirnya sendiri.

Keempat, dengan seringnya saya mendapat perlakukan "dikacangin", maka semakin bertekad untuk tidak melakukannya kepada orang lain. Sebisa mungkin saya mendengar dan memberi apresiasi dari apa yang mereka bicarakan. Kecuali, jika hal yang dapat menjurus pada tindak kriminal semisal penipuan.

Maka, saya bisa mengatakan bahwa ngapain pusing jika sering dikacangin. Introspeksi, cari lingkar teman baru meski tak meninggalkan teman lama, berlatih komunikasi dan...

Ayo menulis.

Salam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun