Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Refleksi Masalah Kemacetan di Momen "Sweet Seventeen" Kota Batu

17 Oktober 2018   10:42 Diperbarui: 17 Oktober 2018   13:18 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemacetan di depan Museum Angkut. - Dokumen Pribadi

Meski melebihi target dari 4,2 juta yang diharapkan, masih belum maksimalnya kunjungan wisatawan asing menjadi pekerjaan rumah yang harus serius digarap oleh pihak terkait.

Selain itu, dengan semakin masifnya kunjungan ke kota ini, maka masalah baru pun muncul. Apalagi kalau bukan masalah kemacetan yang kerap melanda kota ini. Kemacetan yang datang terutama pada akhir pekan atau libur panjang.

Masalah klasik ini juga berimbas kepada dua saudara tuanya, Kota Malang dan Kabupaten Malang ini semakin pelik lantaran Batu tak memiliki jalan lain menuju lokasi wisata yang saling berdekatan.

Ketika penumpukan jumlah wisatawan terjadi, maka kemacetan parah akan berpusat di sekitar lokasi wisata tersebut. Pengunjung dari luar kota yang akan memasuki Batu mendapat efek dari kemacetan tersebut. 

Ditambah lagi, tak ada transportasi umum yang benar-benar bisa diandalkan membuat tumpukan kendaraan pribadi semakin parah.

Efek kemacetan yang berimbas ke Kota Malang dan Kabupaten Malang juga dirasakan oleh penduduk di kedua daerah itu. Banyak yang beralasan, kemacetan di dua daerah itu juga disumbang dari kemacetan di Kota Batu. 

Kemajuan Kota Batu yang signifikan akhirnya menjadi momok bagi saudara tuanya. Meski, hal ini tidak sepenuhnya tepat mengingat di dua daerah itu juga kerap mengadakan even di akhir pekan yang juga berujung pada kemacetan.

Kemacetan di depan Museum Angkut. - Dokumen Pribadi
Kemacetan di depan Museum Angkut. - Dokumen Pribadi
Pihak Pemkot Batu sebenarnya sudah berusaha semaksimal mugkin untuk mengatasi masalah kemacetan ini. Salah satunya adalah pembuatan jalan lingkar menuju lokasi wisata yang dirasa berpotensi dikunjungi banyak wisatawan. Jalan tembus ini akan memperpendek wisatawan dan meminimalisir pengguaan jalan utama.

Namun, tak serta merta pembuatan jalan tembus itu akan berhasil mengurai kemacetan. Selain kurangnya sosialisasi dan arahan kepada wisatawan, kerapkali jalur tembus ini tidak dipilih oleh wisatawan. Alasan yang kerap muncul karena mereka belum menguasai medan jalan yang dianggap terlalu curam.

Salah satu contohnya adalah jalan tembus menuju wisata Paralayang di Gunung Banyak. Jalur curam dari arah kota membuat banyak wisatawan yang memilih memutar menuju Kecamatan Pujon Kabupaten Malang untuk mencapai wisata ini. 

Apalagi, kurang adanya petugas yang stand by di lokasi jalan tembus membuat wisatawan banyak yang was-was terutama jika musim hujan tiba. Tak hanya itu, lebar jalan yang sempit juga menjadi momok tersendiri. Pengendara harus bergantian dengan pengendara lain kala melewati persimpangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun