Rabu, (19/09/2018) seperti biasanya saya menjemput ibu saya dari tempatnya mengajar di sebuah MI swasta di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Tak seperti biasanya, saya mendapati sekolah itu sepi. Tak ada satu orangpun yang tampak. Padahal, beberapa guru seringkali masih membereskan aneka perlengkapannya sebelum berkemas pulang.Â
Salah seorang tetangga sekolah yang melihat saya segera menghampiri saya. Beliau menyampaikan pesan dari ibu saya agar saya menunggu terlebih dahulu karena guru-guru sedang ke rumah salah seorang  murid.
Tak lama kemudian, para guru, termasuk ibu saya pun datang. Dengan wajah bingung, mereka tampak memikirkan sesuatu hal yang berat. Saya tak banyak bertanya karena ibu saya langsung mengajak pulang. Di tengah perjalanan, ibu saya bercerita ternyata telah terjadi penculikan salah seorang murid laki-laki kelas 4 di sekolah itu.
Saya kaget dan bertanya lebih detil kronologinya. Dan kekagetan saya bertambah ketika mendengar jalan cerita awal mula penculikan yang ternyata dilakukan oleh salah satu guru ekstrakurikuler tersebut. LB, sang murid diculik oleh guru ekskul bernama Sobirin kala pelajaran tengah berlangsung. Sontak, saya kembali kaget. Kok bisa?
Rupanya, guru tersebut telah mengincar korban sedari kelas 3 dahulu. Awal mulanya, ia sering mengajak sang korban untuk jalan-jalan di sekitar kecamatan Pakisaji dan Kepanjen serta Kota Malang. Namun, seiring waktu, intensitas pelaku untuk mengajak korban semakin sering. Dari yang biasanya hanya hari minggu menjadi hampir setiap hari.
Orang tua korban awalnya memberi izin. Hingga pada akhirnya, mereka tak lagi memberi izin karena lama kelamaan pelaku mengajak korban hingga malam hari. Pihak sekolah sebenarnya belum tahu mengenai keanehan guru ekskul lukis yang sudah 2 tahun ini mengajar di sekolah tersebut.
Naas, pada hari rabu kemarin, kejadian itu pun terjadi. Bermula dari siasat pelaku yang memberi tahu korban bahwa sepedanya hilang, korban pun menurut untuk mencari sepedanya. Saat itu, jam pelajaran tengah berlangsung dan korban meminta izin kepada gurunya untuk melihat sepedanya sebentar. Guru kelasnya, tak menaruh rasa curiga sedikitpun.
Pelaku yang memang pada hari itu memiliki jadwal mengajar ekskul sepulang sekolah segera melakukan rencananya. Ia telah menyiapkan berbagai peralatan untuk mengajak korban ke sebuah tempat yang sangat jauh dari sekolah. Sepeda korban sebenarnya tidak hilang tetapi disembunyikan oleh pelaku.
Korban pun tak kunjung kembali hingga sekolah usai. Guru-guru pun panik dan mencari keberadaan korban di rumahnya namun akhirnya nihil. Pada hari itu juga, kepala sekolah beserta orang tua korban sepakat melaporkan penculikan ini kepada Polsek Pakisaji yang kemudian ditindaklanjuti oleh Satreskrim Polres Malang.
Pencarian pun dilakukan. Pencarian dimulai dari rekan pelaku yang masih berada di sekitar lingkungan tersebut. Dari rekan pelaku yang ternyata membantu proses penculikan ini didapatkan sebuah petunjuk bahwa korban dibawa pelaku ke sekitaran lereng Gunung Semeru, Poncokusumo, Malang.