Berlin Barat yang terpisah dengan daerah induk  di Jerman Barat hanya memiliki akses udara untuk menuju dunia luar. Blokade selama kurun waktu tersebut dilakukan oleh Jerman Timur hingga tembok Berlin runtuh pada 1989.
Blokade terhadap dunia luar membuat penduduk Jalur Gaza tidak memiliki akses untuk melakukan aktivitas kehidupan mereka. Israel menjadi tumpuan utama ketika blokade dilakukan meski penduduk di sana sangat tak menginginkannya.
India dan Bangladesh adalah salah satu  contoh negara yang memiliki enklave dan ekslave dengan perbatasan yang sangat rumit. Mereka baru menyelesaikan sengketa perbatasan pada 2015 kemarin setelah banyak penduduk di sana yang ragu dengan status kewarganegaraannya.Â
Kedua negara melakukan praktik pertukaran wilayah berlangsung secara bertahap dari 31 Juli 2015 hingga 30 Juni 2016.
Enklave dan Ekslave di Indonesia
Meski tidak memiliki eksklave, namun ada daerah negara lain yang  dikelilingi wilayah Indonesia. Daerah ini adalah distrik Oecussi-Ambeno  yang dimiliki negara Timor Leste.Â
Distrik ini terpisah dari daerah  induknya dan dikelilingi wilayah Provinsi NTT. Sebenarnya, di Indonesia sendiri pernah terjadi daerah enklave dan  ekslave yang sering dilakukan oleh Belanda untuk memecah belah bangsa. Perpecahan Kerajaan Mataram menjadi 4 kerajaan kecil membuat wilayah ini memiliki daerah enklave dan eksklave satu sama lain.Â
Dua daerah terkenal yang menjadi enklave adalah Kotagede (pusat kerajinan perak) dan Imogiri (tempat peristirahatan terakhir raja-raja Mataram). Dua daerah ini merupakan daerah milik Kasunanan Surakarta yang dikelilingi  oleh Kasulatanan Yogyakarta. Politik devide et impera membuat persaingan kebudayaan terjadi di dua daerah enklave tersebut.