Saya belum pernah menyaksikan wajah anak-anak yang sedang melakukan kegiatan Pramuka seceria ini.
Terbagi ke dalam beberapa regu yang disebut dengan barung, mereka tampak asyik dengan aneka kegiatan kepramukaan. Mulai dari baris-berbaris, cerdas cermat, halang rintang, hingga berbasah-basahan estafet air. Seakan bukan sedang melakukan kegiatan Pramuka, mereka sangat asyik hingga tak memperdulikan seragam pramuka yang mereka kenakan basah.
Warna kolong hasduk yang mereka kenakan masih berwarna hijau. Bukan merah. Mereka juga tak membawa alat perkemahan layaknya perkemahan pramuka pada umumnya.Â
Tak ada pula acara menginap atau kegiatan api unggun. Namun, keseruan dan pelajaran yang mereka dapat tak kalah seru dengan apa yang dilakukan oleh kakak-kakak mereka yang sudah mengenakan kolong hasduk berwarna merah.Â
Itulah sekilas gambaran mengenai sebuah kegiatan perkemahan yang dilakukan di sekolah saya.
Perkemahan Satu Hari, atau yang sering disingkat Persari adalah sebuah kegiatan perkemahan yang dilakukan oleh Pramuka tingkat siaga. Pada Sekolah Dasar, tingkatan siaga merupakan tingkatan pada kelas kecil (Kelas 1-3). Namun, kegiatan Persari ini biasanya hanya dilakukan untuk siswa kelas 3. Kegiatan ini sering dilakukan pada hari Minggu dalam satu hari penuh.
Jika kakak-kakak kelas mereka telah bisa menerima tanggung jawab lebih semisal mengelola regu dan segala hal, maka berbeda dengan pramuka tingkat ini.Â
Karakter pramuka siaga cukup unik. Pribadi aktif dan tak pernah diam. Masih berada di kisaran usia di bawah 10 tahun, dunia anak-anak yang masih sangat dominan menjadi titik tumpu kegiatan ini.
Walau hanya satu hari dan biasanya berakhir pada pukul 4 sore, tapi jangan sepelekan berbagai manfaat dari kegiatan Persari ini. Ada banyak pesan yang tersirat yang tak kalah penting dalam kegiatan ini.
Pertama, mereka akan belajar untuk melakukan tanggung jawab dengan sepenuh hati. Dengan hati riang dan ikhlas, sesuatu yang mungkin sulit dirasakan oleh orang dewasa.Â