Masih segar dan baru ditangkap beberapa saat, menjadikan cita rasa ikan-ikan tersebut tiada duanya. Ditambah lauk pauk yang kami bawa dari rumah, hidangan yang tersaji semakin menyemarakkan makan siang pada hari libur itu. Kami bertukar masakan dan mencoba satu per satu hidangan yang tersaji di tengah gazebo tersebut. Dengan penuh rasa syukur, kami sangat senang bisa berbagi kehangatan keluarga meski dengan cara sederhana.
Kami nekat melakukan perjalanan itu karena sang kerabat sudah lama tak bertemu dengan kami. Alhasil, pada hari-H Idul Fitri, rombongan bus yang mengantarkan kami berangkat dan melintasi Jalan Lintas Provinsi Jawa Timur, DIY, dan Jawa Tengah. Bersua dengan kerabat adalah momen paling membahagiakan. Kami telah dinanti dan disambut hangat oleh segenap keluarga di sana. Rasa haru akibat memendam kangen yang mendalam akhirnya terobati. Kehangatan keluarga yang kami rindukan bisa kembali kami rasakan.
Kami berusaha untuk teratur dalam menabung setiap minggu agar rencana jalan-jalan keluarga besar bisa terlaksana dengan baik. Besaran tabungan memang tak ditentukan, namun yang penting bagi kami adalah konsistensi untuk menabung. Selain itu, jika ada anggota keluarga yang kesulitan dalam mendanai acara ini, tentu tak segan anggota keluarga lain ikut membantu.
Di awal tahun, kami sudah menyusun program untuk melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru. Meski begitu, ada kalanya kami baru memutuskan destinasi wisata dalam waktu dekat. Yang penting, kegiatan menabung terus kami lakukan sembari berpikir tujuan utama jalan-jalan selanjutnya. Kegiatan ini adalah salah satu cara yang efektif untuk menyiasati biaya perjalanan yang tinggi.
Kami sadar, sebagai anggota keluarga besar kadang terjadi juga friksi di dalamnya. Namun kami sadar, ada sebuah momen yang harus dapat menyatukan kami. Membuat ikatan yang mulai longgar agar bisa kembali kuat. Jalan-jalan sekaligus silaturahmi adalah cara terbaik untuk menguatkan ikatan itu.Â