Maka, terlintaslah pikiran untuk mendapatkan baju itu. Apalagi, di sebelahnya, ada tulisan diskon 50%. Penjual baju sangat pintar menepatkan tulisan itu di depan cermin tiang bangunan mall. Kalau saya khilaf, keluarlah uang atau kartu debit dari dompet saya. Untung, saya masih punya iman. Apa yang bisa anda simpulkan?
Tak hanya belanja pakaian, penggunaan cermin juga menambah keinginan pengunjung untuk melakukan pembelian makanan dan minuman di food court yang dipasang cermin. Di lantai 4, tempat food court berada, cermin-cermin juga dipasang pada tiang-tiang bangunan ini. Saat menuju ke sana, saya langsung melihat orang-orang makan dengan lahapnya. Saya tak kuasa melihat itu meski saya sudah makan. Akhirnya, jebolah pertahanan saya. Segelas jus alpukat dan sebungkus jamur crispy masuk ke perut saya.
Teknik yang dikembangkan oleh Richard Bandler dan John Grinder pada awal dekade 70an ini memang banyak diadopsi oleh para merketing, terutama pusat perbelanjaan. Tak heran, pusat-pusat perbelanjaan yang dibangun pada dekade 70an hingga 80an banyak menggunakan cermin di dalamnya.
Otak kita akan menjadi mendapat stimulus melakukan hal-hal yang positif. Saya yakin, tujuan orang datang ke mall adalah untuk bersenang-senang, selain ada juga yang bekerja. Ketika ada perasaan senang ada di dalam diri kita dan kita melihat bayangan positif di dalam cermin, maka timbul keinginan kita untuk terus mengeksplorasi tiap jengkal mall. Jika aura itu sangat besar, maka timbulah perbuatan "positif" yang akan mengikutinya? Apa itu? silahkan dijawab sendiri.
Sebaliknya, jika aura negatif ada di dalam diri kita, maka cermin akan merefleksikan sesuatu yang buruk ke dalam diri kita. Itulah alasan mengapa ketika kujungan saya yang pertama dulu, saya tak terlalu menikmati mall itu. Saat itu, saya sedang dikejar waktu untuk bertemu dengan rekan ditambah terjebak dengan kondisi hujan deras membuat hati saya kacau. Akibatnya, saya ingin segera pergi dari Delta Plaza Surabaya.
Meski "tua", Delta Plaza masih diminati para penggila mall. Belum lagi, embel-embel "murah" masih melekat padanya.Meski sempat terpuruk akibat gencarnya pembangunan mall-mall baru, Delta Plaza Surabaya masih menjadi jujugan belanja warga Surabaya dan sekitarnya dengan seribu cermin di dalamnya. Apalagi, Mall yang dibuka pada 1988 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto ini menempati lahan bekas bangunan tua. Untuk menghilangkan kesan angker itu, dipasanglah banyak cermin di dalamnya.
Sumber bacaan : (1)(2)Â