Hari minggu (17/12/2017) kemarin menjadi momen yang penting bagi Badan Amil dan Zakat Nasonal (BAZNAS) Kota Malang. Bertempat di sepanjang Jalan Gajahmada, di sebelah timur Kantor Balaikota Malang dan Gedung DPRD Kota Malang diadakan pameran UMKM binaan BAZNAS Kota Malang. Pameran bertajuk Pasaraya BAZNAS ini diikuti oleh berbagai bentuk UMKM yang selama beberapa tahun ini telah diberi modal oleh BAZNAS.
Untuk meningkatkan produktivitas UMKM binaannya tersebut, maka BAZNAS menggelar acara pameran ini selama dua hari sejak hari sabtu. Beberapa produk makanan seperti jus buah, keripik, hingga makanan berat semacam rujak dan tahu telur disajikan. Aneka pakaian muslimah seperti hijab dan mukena menjadi salah satu stan favorit. Tak hanya itu, aneka kerajinan bernilai seperti mainan anak, pajangan dinding, hingga dompet juga dipamerkan. Kreasi-kreasi yang ditampilkan oleh BAZNAS ini menjadi salah satu bukti bahwa zakat tak hanya sekedar menjadi nilai ekonomi yang stagnan dan habis pakai.
Semangat merajut dan memajukan ekonomi umat ini dapat diibaratkan sebagai usaha mencapai kekuatan besar dari gabungan kekuatan kecil. Ibarat sekumpulan semut yang bersatu menjadi kelompok koloni besar. Jika banyak UMKM binaan BAZNAS Kota Malang yang semakin berkembang, maka tak mustahil ekonomi umat islam khususnya di Kota Malang juga bisa bersaing dengan kekuatan ekonomi lainnya.
Nah yang semakin seru adalah bedah buku antologi puisi bertajuk Dia pun Luka karya siswa-siswi SMK Al-Kaafah. Antologi puisi ini ditulis dengan binaan rekan-rekan Bolang. Dua anggota Bolang yang sudah malang melintang di dunia fiksi yakni Mbak Lilik dan Mbak Desi menjadi mentor siswa-siswi tersebut. Keduanya menjadi guru sekaligus penyemangat kepada siswa-siswi tersebut untuk terus semangat menyelesaikan karyanya. Bukan hal mudah memang untuk memulai sebuah karya tulisan. Terlebih, bagi anak-anak muda yang akan menerbitkan karya dalam sebuah buku.Â
Keduanya berkisah mengenai suka duka dalam membimbing para siswa tersebut. Meski ada banyak tantangan, namun ketika buku tersebut akhirnya bisa terbit, maka segala kesusahan saat proses penulisan menjadi hilang. Tergantikan dengan rasa bahagia atas kelahiran buku tersebut. Inilah peran dari para senior untuk terus menggugah generasi muda agar mampu meningkatkan kemampuan menulisnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H