Kompasiana juga menjadi titik balik saya dari keadaan terendah ketika saya mengalami krisis identitas. Menulis di Kompasiana adalah terapi bagi saya untuk bangkit dari keterpurukan, menghilangkan kesedihan, dan menatap masa depan.
Akhir kata, saya memang bukan Kompasianer yang sudah memiliki aneka kehebatan menulis dan segudang pengalaman. Saya pun jarang mengkuti acara Kompasianer dikarenakan domisili yang berada di daerah. Namun, tak ada hal lain yang bisa saya rangkai untuk menggambarkan momen paling berharga selain satu kalimat : Terima Kasih Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H