Filipina tidak lebih baik dari Indonesia
Kalimat itulah yang selalu diucapkan oleh rekan-rekan saat saya mengutarakan niat untuk tinggal cukup lama di Filipina. Niat, yang sebagian besar orang menganggap aneh, untuk ukuran keinginan tinggal di luar negeri. Kenapa aneh?
Karena Filipina adalah negara yang bukan menjadi tujuan utama jalan-jalan bagi sebagian besar orang Indonesia. Bukan tujuan utama untuk bekerja. Bukan pula tujuan utama untuk belajar. Apalagi, kondisi Filipina saat ini yang sedang dalam peperangan di wilayah selatan. Alasan-alasan itulah yang membuat banyak yang menyangsikan niat saya yang sudah benar-benar tak tertahankan lagi.
Nah, kalau ditanya, mengapa saya ingin sekali menjejakkan kaki ke negeri antah berantah dan “tak menyenangkan” itu? Alasannya, selain (mencari) jodoh adalah karena saya menemukan sebuah perjalanan maha seru, maha asyik, dan maha menyenangkan dari seorang berkebangsaan Kanada bernama Kyle Jennerman. Seorang pria yang sama dengan saya, jatuh cinta kepada Filipina dengan segala aneka rupa.
Pria 27 tahun yang sering dipanggil Kulas ini menganggap Filipina adalah rumah keduanya. Meski ia tak memiliki niat untuk menjadi warga negara Filipina, tapi ia terus berusaha untuk menjadi seorang Filipina yang sesungguhnya. Dalam artian,ia akan selalu berusaha mempelajari apa saja nilai-nilai kebudayaan Filipina. Yang positif, yang unik, dan yang menarik. Kisah perjalanan itu ia unggah di blog,youtube, dan aneka jejaring sosialnya dengan label #BecomingFilipino.
Kyle memang sadar, Filipina bukanlah negara dengan segala kemajuan yang dicapainya. Tak semegah Singapura atau Malaysia. Filipina tidaklah seramai turis asing yang berkunjung ke negaranya, layaknya Thailand. Dan Filipina, mungkin tak memiliki kebudayaan tingkat tinggi yang sering dicari orang barat seperti China, Jepang, atau Korea.
Nah, lantas, apa yang dilakukannya?
Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh Kyle juga dilakukan oleh petualang lain. Mengeksplorasi alam, memahami karakter penduduk lokal, mempelajari bahasa, dan segala kegiatan lain. Yang membedakannya, ia melakukan kegiatan tersebut seperti layaknya penduduk lokal. Berbaur dengan mereka dan menikmati apa yang ada di Filipina.
Dari 17 region di Filipina, Kyle telah menuntaskan 5 region, termasuk tentunya kawasan Metro Manila. Region-region tersebut antara lain region XI (wilayah Davao), region IV-A (Laguna), region IV-B (Oriental Mindoro), region VII (Cebu), dan Region X (Minadanao Utara, yang mayoritas berpenduduk muslim).
Region yang saya sebut terakhir adalah region paling berkesan bagi Kyle. Bagi sebagian besar orang, daerah Mindanao adalah daerah yang cukup mengerikan. Penuh dengan teror bom, penculikan, dan aktivitas mengerikan lainnya layaknya . Mungkin, masih segar di ingatan kita puluhan ABK asalIndonesia yang diculik di sekitar perairan Mindanao. Apalagi, daerah di sekitar Kota Marawi yang merupakan kota muslim kini sedang luluh lantak akibat operasi militer Filipina menghadapi gerombolan Maute yang berafiliasi dengan ISIS. Jadi, saya kembali mendapat early warning ketika saya lagi-lagi mengutarakan keinginan saya. Anjuran untuk berpikir ulang kembali saya terima dengan satu alasan utama : penculikan dan pembunuhan.
Kyle juga mengeksplorasi alam Filipina. Laut, gunung, air terjun,dan danau, ia susuri. Ia yakin, surga alam Filipina masih banyak yang terpendam.Masih belum dikelola maksimal. Sama dengan tidak maksimalnya dengan apa yangada di Indonesia.
Satu hal lain yang menjadikan kesan positif itu adalah senyum orang-orang Filipina di setiap foto yang ia unggah. Ia selalu memberikan sebuah kertas bertuliskan smile kepada orang yang ia ajak berfoto. Kyle memberikan gambar yang berkesan bagi orang luar, bahwa Filipina itu asyik. Filipina itu unik. Saat ini, meski di Filipina sendiri juga tak terlalu baik dari sisi politik dan ekonomi, unggahan foto dari Kyle memberikan satu hal yang bermakna bagi saya tentang orang Filipina: Kita hidup mau ngapain sih di negeri ini? Meski Filipina memiliki masalah yang juga sama runyamnya dengan Indonesia, tapi orang Filipina tetap menghadapi segala masalah dan perbedaan itu dengan asyik.
Terakhir, satu kalimat dari Kyle yang membuat saya semakin klepek-klepek dengan Filipina adalah
"The way Filipinos love being happy, love finding excuses to be happy and love sharing that in an over-the-top way and it's not an awkward thing to do."
Astig pre, Kyle!
Super Apir!