Kalau masuk bulan Agustus, pasti ada dua hal yang banyak ditunggu oleh orang-orang di kampung saya: Lomba dan Karnaval
Dua even tersebut memang yang paling ditunggu selain momen-momen lainnya seperti bazar, jalan sehat, dan barikan (syukuran malam 17 Agustus). Nah, untuk lomba-lomba sendiri, sebagian telah diadakan pada hari Minggu 10 Agustus 2014 kemarin. Lomba yang telah diadakan oleh karang taruna di kampung saya berupa games seru yang membutuhkan keterampilan dan kecepatan.
Pihak panitia telah memutuskan mengadakan enam lomba bagi anak-anak. Keenam lomba tersebut adalah estafet karet, lomba kelereng, memasukkan paku dalam botol, kursi joged, memasukkan belut, dan tentunya yang menjadi khas 17an, lomba makan kerupuk. Beberapa hari sebelum lomba, panitia telah menyebar pengumuman di berbagai tempat. Ternyata, antusias anak-anak yang ingin mengikuti lomba cukup besar. Tidak hanya dari anak-anak di RT saya, tapi juga di RT-RT lainnya pun tak mau kalah.
Lomba pertama yang dilaksanakan adalah lomba estafet karet gelang. Pada lomba ini setiap peserta dibagi menjadi beberapa tim. Satu tim terdiri dari dua anak. Nantinya, satu tim tersebut diharuskan memindahkan gelang karet dari satu piring ke piring lain secara bergantian menggunakan sedotan. Kalau dilihat sepertinya cukup mudah. Tapi ternyata sulit juga. Saat mengambil karet gelang dari piring, banyak peserta yang kesulitan. Belum lagi, saat akan mengoper karet gelang, maka kesulitan kembali muncul, terutama jika tinggi badan satu tim tidak seimbang. Salah satu diantaranya harus mengalah. Banyak peserta yang menjatuhkan karet gelang di tengah perjalanan sehingga harus diulangi dari awal.
[caption id="attachment_318838" align="aligncenter" width="560" caption="Ayo semangat....."]
[caption id="attachment_318839" align="aligncenter" width="560" caption="Awas jatuh.........."]
[caption id="attachment_318842" align="aligncenter" width="560" caption="Lho kok dibantu emaknya... oh maklum masih kecil..."]
[caption id="attachment_318850" align="aligncenter" width="560" caption="Yang kompak ya..."]
Lomba kedua adalah lomba kelereng. Seperti pada lomba kelereng pada umumnya, lomba ini juga mengharuskan peserta untuk membawa kelereng dalam sendok tanpa boleh terjatuh. Peserta juga harus menuju tempat yang telah ditentukan. Lagi-lagi banyak yang gagal saat membawa kelereng. Lomba ketiga adalah lomba memasukkan paku dalam botol. Siapa yang lebih cepat memasukkan paku dalam botol, maka dialah pemenangnya. Nah kalau lomba ini lebih banyak dibutuhkan kesabaran dan ketelitian. Kalau badan goyang-goyang, pasti paku tak akan pernah masuk.
[caption id="attachment_318840" align="aligncenter" width="560" caption="Hati-hati, nanti kelerengnya jatuh...."]
[caption id="attachment_318841" align="aligncenter" width="560" caption="Yah... jatuh... ayo tetep semangat, ulangi lagi."]
[caption id="attachment_318844" align="aligncenter" width="560" caption="Wah gak masuk-masuk pakunya, ayo tetap semangat. Fighting!"]
Lomba keempat yang tak kalah seru adalah lomba kursi joged. Permainanan dalam lomba ini juga sudah umum. Nantinya, peserta akan berebut kursi yang jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah peserta. Peserta diharuskan berjoged mengelilingi kursi saat musik diputar. Saat musik dimatikan, maka peserta harus cepat-cepat berebut kursi. Wah seperti caleg DPRD Kota saja ya. Eh tapi kursinya hanya bisa diduduki saja, tak bisa untuk mencari uang, hehe. Siapa cepat dia dapat. Permainanan ini lebih banyak membutuhkan konsentrasi dan kecepatan.
[caption id="attachment_318847" align="aligncenter" width="560" caption="Ayo digoyang....."]
Nah, lomba yang ditunggu-tunggu akhirnya digelar juga. Tak lain dan tak bukan adalah lomba memasukkan belut ke dalam botol. Sebelum acara dimulai, anak-anak sudah mengerubungi belut yang masih disimpan panitia. Yah maklum, anak kota, jarang melihat belut. Jadi, sekali mereka melihat belut rasanya seperti melihat artis. Kejadian yang mirip dengan sesi foto-foto bersama kambing saat Idul adha. Tak hanya diikuti anak laki-laki saja, ternyata anak-anak perempuan juga tak mau kalah. Malah mereka bahkan ada yang lebih berani. Kesulitan utamanya, selain masih ada rasa jijik dan geli, belut-belut itu tak mau diam begitu saja. Ingin berontak dan lari ke mana-mana. Kalau sudah begini, banyak belut yang mulai kolaps dan ujung-ujungnya minta digoreng.
[caption id="attachment_318846" align="aligncenter" width="560" caption="Geli-geli gimana gitu..."]
[caption id="attachment_318848" align="aligncenter" width="560" caption="Meski cewek, anak ini cukup gesit memindahkan belut. Hebat!"]
Lomba keenam yang diselenggarakan adalah lomba makan kerupuk. Sama seperti lomba makan kerupuk pada umumnnya, peserta diwajibkan menghabiskan kerupuk yang telah digantung pada sebuah tali. Ekspresi-ekspresi lucu pun tak terelakkan. Pada lomba ini rupanya ada sebuah insiden kecil. Salah satu peserta protes kepada panitia karena kerupuk yang didapatnya ayem (jw:melempem). Jadinya, dia cukup kesulitan saat memakan kerupuknya. Wah tak mau kalah nih dengan salah satu timses capres yang juga sedang protes di MK, hehe.
[caption id="attachment_318849" align="aligncenter" width="560" caption="Ayo dihabiskan, jangan ada yang tersisa."]
Itulah beberapa keseruan lomba di kampung saya, di kawasan Sukun, Kota Malang. Meski terlihat sederhana, nilai-nilai yang terkandung dalam lomba tersebut cukup dalam lho. Pertama, dengan mengikuti lomba, anak-anak juga turut merasakan perjuangan para pahlawan bangsa saat meraih kemerdekaan dulu. Tak mudah kan untuk mencapai tujuan seperti saat memasukkan paku atau belut ke dalam botol. Butuh kesabaran, kerja keras, Â semangat pantang menyerah, dan keberanian. Tak hanya itu, semangat persatuan dan kesatuan juga turut dipupuk melalui lomba ini. Juga, kelapangan hati saat menerima kekalahan menjadi pelajaran penting saat mengikuti lomba. Nilai-nilai tersebut, yang biasanya hanya diajarkan secara teori di sekolah, bisa mereka terapkan di kehidupan sehari-hari.
Masih ada keseruan lain dari kampung saya. Pada tanggal 15 Agustus 2014 nanti akan diadakan lomba mewarna dan cerdas cermat. Sedangkan pada tanggal 24 Agustus 2014 akan diadakan karnaval yang akan diikuti semua RT. Bagaimana keseruannya?
Nantikan reportase selanjutnya.
Sekian. Salam
Gambar: Dokumen Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H