Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lomba 17-an Anak-anak yang Ditunggu (Bagian 2)

16 Agustus 2014   16:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:24 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendekati detik-detik peringatan proklamasi, kemeriahan acara 17 Agustus semakin terasa.

Kalau kemarin saya telah bercerita mengenai lomba ketangkasan yang telah diselenggarakan oleh para pemuda di kampung saya, kali ini saya akan menampilkan beberapa lomba lain yang juga tak kalah serunya. Lomba kali ini lebih banyak bersifat edukatif, yakni lomba mewarna dan lomba cerdas cermat.

Lomba pertama yang diadakan adalah lomba mewarna. Sebenarnya sih panitia menjadwalkan acara dimulai sekitar pukul 15.30 WIB. Namun, karena para peserta masih memiliki kesibukan masing-masing acara baru bisa dimulai pukul 16.45 WIB. Wah lama sekali telatnya. Tapi tak apa, yang penting mereka antusias mengikutinya.

1408155112219470695
1408155112219470695

Lomba pun dimulai. Lomba ini dibagi menjadi 2 kategori, yakni kategori kecil dan besar. Kategori kecil diikuti oleh peserta yang masih duduk di bangku kelas TK dan kelas 1-3 SD. Sedangkan besar diikuti oleh siswa kelas 4-6 SD. Para peserta yang sudah siap dengan alat dan meja yang dibawa mulai serius memulai pekerjaannya. Lomba mewarna kali ini bertema lingkungan. Peserta diberi gambar seorang anak yang sedang menanam pohon dan bermain pasir di pantai. Ada yang memulai dengan bagian tubuh anak di dalam gambar, ada yang memulai dengan mewarna pohon, dan ada pula yang mengawalinya dengan bagian cakrawala. Tapi, ada juga yang masih bingung akan memulai dari mana. Rupanya ada juga yang masih galau.

1408155150985610031
1408155150985610031

14081551851146823197
14081551851146823197

Berhubung acara dimulai cukup terlambat, maka di tengah perlombaan adzan maghrib pun berkumandang. Untuk sementara waktu lomba dihentikan. Memang baru kali ini lomba mewarna ada iklannya. Peserta diberi kesempatan untuk sholat terlebih dahulu. Meski sedang lomba, ibadah harus tetap jalan ya.

Selepas maghrib, lomba pun dimulai lagi. Para peserta yang belum menyelesaikan pekerjaannya, meneruskan kembali pewarnaannya. Beberapa diantaranya bahkan sudah pada tahap finishing. Akhirnya, sebelum adzan isya berkumandang, lomba pun usai. Peserta harus segera mengumpulkan karyanya. Ternyata hasilnya lumayan bagus. Meski lomba ini tingkat RT, keseriusan mereka tak kalah dengan peserta lomba merwarna di tingkat kota. Salut.

14081563461921436710
14081563461921436710

14081563831656578614
14081563831656578614

[caption id="attachment_319499" align="aligncenter" width="560" caption="Salah satu hasil karya peserta"]

1408156420748500142
1408156420748500142
[/caption]

Keseruan belum usai. Setelah menjalankan sholat isya, lomba pun dimulai lagi. Kali ini lomba cerdas cermat dimulai untuk siswa kelas 4-6. Karena pesertanya sedikit, akhirnya lomba hanya diadakan dalam satu babak, yakni babak adu cepat. Peserta dibagi menjadi empat tim, masing-masing tim terdiri dari 3 anak. Siapa yang lebih cepat dan dapat menjawab soal dengan benar maka akan diberi poin 100. Sedangkan jika jawaban peserta tersebut salah, maka nilainya akan dikurangi 50 poin dan pertanyaannya dilempar ke peserta lainnya. Peserta yang ingin menjawab harus menekan bel berupa sebuah botol yang dipukul dengan sendok.

14081564741061278831
14081564741061278831

Pertanyaan yang diajukan sebenarnya sederhana saja, seputar pengetahuan umum Indonesia seperti tarian daerah, ibukota provinsi, pahlawan, dan tentunya peristiwa di seputar detik-detik proklamasi. Banyak peserta yang mampu menjawab dengan tepat, terutama pada pertanyaan seputar peristiwa menjelang detik-detik proklamasi. Pengetik naskah proklamasi, pengibar bendera, penjahit bendera, hingga perumus teks proklamasi dijawab dengan tepat. Namun, untuk pertanyaan seputar pahlawan nasional yang juga berjuang bagi bangsa Indonesia, banyak pertanyaan yang tidak mampu dijawab dengan benar. Mereka baru bisa menjawab ketika pertanyaan seputar pahlawan diajukan dengan menanyakan gambar pahlawan yang tertera dalam pecahan uang kertas, dengan sigap mereka menjawab dengan benar. Walah harus diilustrasikan dengan uang nih, hehe. Lomba ini cukup seru juga karena ada dua tim yang saling bekejar-kejaran nilai. Tak hanya itu, menurut bapak-bapak dan ibu-ibu yang melihat perlombaan, mereka seakan bernostalgia dengan masa Pak Harto, saat diadakan penyuluhan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Menurut generasi yang sudah boleh dibilang berumur, kegiatan cerdas cermat seperti ini sangat seru.

14081565281093674478
14081565281093674478

Setelah dua lomba tadi, ternyata acaranya belum selesai. Bapak-bapak juga ingin ikut lomba. Tak mau kalah dengan anak-anak. Lomba apa kira-kira?

Ternyata Bapak-bapak akan mengikuti lomba memasak nasi goreng. Wah seru nih. Biasanya kan beliau-beliau ini hanya menikmati hidangan nasi goreng yang dimakan ibu-ibu. Bagaimana ya kira-kira, apakah Bapak-bapak ini mampu memasak nasi goreng dengan benar dan enak?

Seperti yang sudah diduga, kehebohan pun terjadi saat lomba dimulai. Ada yang belum tahu apa saja bumbu nasi goreng yang harus digunakan. Jadinya, bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, merica, ketumbar, terasi, kecap, gula, garam, dan bumbu dapur lainnya dimasukkan begitu saja tanpa takaran yang jelas. Sontak, ibu-ibu yang melihat adegan mengerikan ini menjadi heboh dan tertawa. Yah biar saja Bu, kapan lagi coba Bapak-bapak yang masak. Yang unik, banyak peserta yang lupa jika harus menyertakan sayuran dalam masakannya, padahal sudah matang. Nah lho bagaimana ini. Tapi, Bapak-bapak tak kehabisan akal. Digunakanlah sayuran sebagai gabis untuk menghiasi masakan mereka, entah itu bisa dimakan atau tidak. Bolehlah untuk kreativitasnya.

1408156577223893459
1408156577223893459

[caption id="attachment_319505" align="aligncenter" width="560" caption="Ayo Pak, semangat nguleknya"]

1408156639988140491
1408156639988140491
[/caption]

[caption id="attachment_319509" align="aligncenter" width="560" caption="Sedang meracik bumbu. Apa saja ya yang sedang dimasukkan?"]

1408156778701449766
1408156778701449766
[/caption]

[caption id="attachment_319511" align="aligncenter" width="560" caption="Jangan sampai gosong ya Pak."]

14081568302081784808
14081568302081784808
[/caption]

[caption id="attachment_319512" align="aligncenter" width="560" caption="Ibu-ibunya gemes lihat adegan yang mengerikan!"]

1408156873877676893
1408156873877676893
[/caption]

[caption id="attachment_319513" align="aligncenter" width="560" caption="Sudah matang, waktunya platting."]

14081569181829494813
14081569181829494813
[/caption]

Setelah selesai, para juri yang teridiri dari 3 ibu di lingkungan RT saya mulai melakukan penjurian. Ketiga dewan juri ini memang berprofesi sebagai juru masak di usaha catering. Namun, mereka cukup kesulitan dalam melakukan penjurian. Bisa ditebak apa alasannya?

[caption id="attachment_319507" align="aligncenter" width="560" caption="This is it! Nasi goreng ala Bapak-bapak"]

140815668055822182
140815668055822182
[/caption]

Ya, benar sekali. Rasa masakan yang tidak nyambung menjadi alasannya. Pedasnya ke mana asinnya ke mana. Meski begitu, akhirnya dipilihlah sebuah pemenang yakni seorang bapak yang baru saja menunaikan ibadah umroh. Wah habis meguru di Arab Saudi langsung praktik dan menang nih. Di akhir acara, para warga menikmati nasi goreng hasil karya Bapak-bapak. Rasa boleh menyedihkan tapi semangat kebersamaan menjadi rasa yang tak kalah enaknya.

Itulah sekelumit keseruan lomba 17-an di kampung saya, di kawasan Sukun, Kota Malang. Keseruan masih berlanjut hingga acara karnaval nanti tanggal 24 Agustus 2014. Tunggu ya reportase selanjutnya.

Sekian. Dirgahayu ke-69 RI, maju terus Indonesiaku. Merdeka!!!!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun