"Iya, untung aja Babi itu masuk kolong selangkangan Ajid" sinar matanya tajam, menatap Eka kelaparan.
"Di tembak aja Bu" katanya.
"Alif pernah membidiknya pake senapan angin milik Dedi, tapi si Babi lari nya gesit, belum sempat Alif menarik picu, si Babi udah kabur disemak-semak" tarik nafas lelah.
"Kalau singkongnya di tebar, terus dikasih racun gimana Bu?" alternatifnya.
"Endusannya pekat Ka, Si Babi tau, mana singkong yang dikasih racun dan engga, Alif juga pernah dikasih racun dari Sabit, buat meracun, tapi si Babi pintar memilah" tegasnya terlintas terbayang.
"Yasudah pasang perangkap aja Bu" saranya.
"Kecerdikan terlatih si Babi, buatnya semakin pintar. Alif, Sabit, Dedi dan Ajid juga pernah buat perangkap" terhenti.
"Terus, kena Bu?" potong asyik dengerkan cerita.
"Kena sih, tapi anak Babi yang mau jadi Babi dari Babi, itu pun karena terperosok saja kaki kanan nya" sambungnya.
"Malangnya anak Babi itu, belum cocok jadi Babi Bu" balasnya mengakhiri lapar secukupnya.
Sekian.