Mohon tunggu...
Ikrima BaraSopia
Ikrima BaraSopia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Gemar membaca, melukis, menggambar, art digital, menonton, belajar bahasa MBTI ESFJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Lingkungan dan Ekonomi Terhadap Minat Sekolah Pada Anak dan Remaja di Daerah Pedesaan

18 Desember 2022   01:11 Diperbarui: 18 Desember 2022   17:11 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Pendidikan penting, Karena dengan pendidikan wawasan seseorang akan lebih luas. Wawasan lebih luas artinya seseorang akan lebih mudah mendapat kesempatan untuk menjadi lebih baik. Menjadi individu yang lebih baik akan memberi manfaat yang lebih baik bagi orang disekitarnya.

Dalam proses pendidikan terdapat di dalamnya pembelajaran atau biasa kita sebut dengan sekolah. Setelah lulus sekolah kita mendapatkan ijazah sebagai tanda bukti kita telah lulus dan selesai menjalani dunia pendidikan atau dunia persekolahan, setelah itu kita mulai mencari pekerjaan dan bekerja di perusahaan yang sesuai dengan pendidikan yang kita jalani selama ini. Itulah gambaran mengenai dunia pendidikan yang mempengaruhi perkembangan manusia menjadikan kehidupan manusia yang stabil dan terarah. Di mana dari mulai kita memulai untuk masuk ke dalam dunia pendidikan, kehidupan kita mulai tersusun dari mulai hal yang perlu kita lakukan pertama sampai dengan hal-hal yang perlu kita lakukan selanjutnya. Sehingga membuat kita memiliki tujuan yang lurus dan terarahkan serta stabil dalam pelaksanaanya, dan hal tersebut lah yang menjadikan dunia pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan manusia agar memperoleh kehidupan yang stabil dan terarah.

Siapa saja yang pantas mendapat pendidikan? Tentunya setiap anak-anak yang bewarga negara Indonesia pantas, serta memiliki hak asasi dalam menempuh pendidikan sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa adanya perbedaan status sosial. Pernyataan tersebut dapat di akui karna sejalan dengan Undang-Undang No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusi Pasal 60 Ayat (1) menyatakan bahwa “setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasan.” Tujuan dari pendidikan itu sendiri pun merupakan kegiatan yang lakukan secara sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan si anak, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, baik secara formal maupun non formal.

Dalam kasus pendidikan di Indonesia,  pendidikan yang diharapkan oleh para pendidik tidak sesuai dengan yang diharapkan, angka anak putus sekolah dan ketidakminatnya terhadap pendidikan pun naik drastis di tahun 2022. Kondisi ini terjadi hapir di seluruh jenjang pendidikan, yaitu jenjang SD, SMP maupun jenjang SMA. Penyebab anak putus sekolah didominasi oleh kondisi ekonomi yang kurang, tingkat pendidikan orang tua rendah, akses daerah tempat tinggal sulit, fasilitas sekolah tidak memadai, kurangnya tenaga pengajar, pengaruh teman sebaya, dan keinginan anak membantu orang tua. 

Kondisi seperti ini banyak di temui di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan dengan akses jalan sulit dan jangkauan tekonolgi terbatas. Kebanyakan dari orang tua mereka beroprasi sebagai peternak, petani, buruh bangunan, dan buruh harian lepas. Mayoritas orang tua di sana tidak terlalu memikirkan dan peduli dengan pendidikan anak-anaknya, sehingga tidak ada motivasi dan dorongan bagi mereka (anak-anak) untuk tetap mengeyam bangku sekolah.

Banyak anak putus sekolah dan memilih untuk bekerja dengan alasan orang tua tidak mampu membiayai mereka untuk melanjutkan sekolah, lantas secara terpaksa anak yang memiliki minat dalam belajar pun mengambil pilihan ini. pendapatan yang mereka hasilkan hanya mampu dipergunakan untuk biaya hidup sehari-hari. Mempertahankan anak untuk tetap sekolah sering kali menjadi beban yang terlampau berat, mereka berfikir bahwa fungsi anak adalah sebagai salah satu sumber pendapatan strategis bagi keluarga (membantu orang tua bekerja). Selain itu, penyebab lainnya yaitu karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan melanjutkan sekolah, lokasi sekolah yang dinilai terlalu jauh, dan karena pengaruh teman sebaya yang sama-sama putus sekolah. 

Kemudian, keadaan lingkungan juga menjadi salah satu penyebab anak mengalami putus sekolah. Kondisi jalan yang masih becek ketika hujan turun, menyebabkan anak menjadi tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Jarak sekolah yang tergolong jauh juga menjadi penyebab anak memutuskan anak untuk berhenti sekolah. Selain itu, mempunyai teman yang mengalami putus sekolah, akan menyebabkan anak berkurang minatnya terhadap pembelajaran dan sekolah. Lingkungan sekitar tempat tinggal yang tidak memiliki anak usia sekolah menyebabkan anak kurang termotivasi untuk sekolah.

Dari permasalahan tersebut kita dapat mengaitkan teori-teori para alhi  untuk dikaji sebagai upaya menentukan penerapan teori belajar  mana yang cocok dengan kegiatan belajar mengajar di daerah pedesaan, beberapa teori para ahli diantaranya sebagai berikut:

  • Teori Belajar Behavioristik

Gage dan Berliner adalah dua orang yang membuat teori belajar behavioristik. Isi dari terori ini menjelaskan tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman belajar. Dalam perkemabnagannya. Pada penerapannya atau proses kegiatan belajar mengajarnyanya, terori ini sangat bergantung terhadap tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, fasilitas pembelajaran dan karakteristik murid.

  • Teori Belajar Kognitif

Jean Piaget adalah seorang psikolog yang menemukan teori kognitif. Teori ini membicarakan tentang manusia membangun kemampuan kognitifnya (kecerdasan) dengan motivasi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap lingkungannya. Jadi teori kognitif ini condong terhadap proses belajar seseorang, bukan terhadap hasil belajar seseorang.

  • Teori Belajar Humanistik

Pencetus teori psikologi humanistic adalah Abraham Maslow, dimana prilaku manusia dalam perkembangannya itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Teori belajar humanistic lebih melihat kearah tingkah laku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dan lebih menekankan peranan lingkungan, dan faktor pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, menganalisis fenomena social, dan hati Nurani yang diterapkan melalui materi pembelajaran.

  • Teori Belajar Kontruktivisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun