Mohon tunggu...
ahmad suhijriah
ahmad suhijriah Mohon Tunggu... -

Selalu mencoba untuk belajar dari segala pengalaman yang dijalani oleh diri sendiri dan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nani Ayu Tukang Tambal Ban Bisa Jadi Menteri

11 November 2014   22:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:03 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cerita ini bukanlah ngarang atau hasil dari sebuah analisis kasus, tapi  ini adalah cerita dari media on line. Seperti diceritakan media on line Nani yang ayu hanya tamatan SMP namun dia cukup mahir menjalani pekerjaan sebagai tambal ban. Mungkin hal seperti ini apabila nanti Nani sukses dan menjadi orang kaya raya bisa saja diusulkan menjadi menteri perindustrian atau mentri peranan wanita. Apapun di dunia ini bisa saja terjadi yang penting terus berusaha dan konsisten serta jujur dalam menjalankan pekerjaan yang ditekuni. Bagi anda yang tinggal di Jakarta tidak ada salahnya mencoba tambal ban di tempanya Nani. hehehe

Berikut Pemberitaan tentang Nani yang ayu:

Malang - Nanik penambal rupawan asal Ampelgading, Kabupaten Malang ini membuat heboh media sosial. Siapa sangka, gadis muda ini punya kemampuan semestinya dimiliki kaum lelaki.

Sebuah bedeng berukuran 6 meter persegi menjadi tempat Nanik membuka lapak tambal ban. Lokasinya tepat di jalur Malang-Lumajang atau Jalan Raya Tlogosari, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Sebelumnya, Nanik disebut sebagai penambal ayu di Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Tempat itu juga menjadi hunian Nanik bersama Ricko Hari Wibowo (22), suaminya. Pasangan muda ini sudah dua tahun lamanya membuka usaha tambal ban untuk menyokong ekonomi keluarga kecilnya.

Kembali kepada Nanik, yang tidak terpikirkan menjalani hidup sebagai penambal ban. Diawali dari menikah di usia muda, dua tahun lalu bersama pujaan hati Ricko. Sang suaminya bekerja sebagai tukang servis di bengkel milik orang tuanya. Lokasinya di seberang jalan dari lapak tambal ban Nanik.

"Sudah dua tahun ini, nambal," ucap Nanik ditemui di tempat kerjanya, Selasa (11/11/2014).

Awalnya Nanik hanya melihat suami dikala melayani tambal ban. Suatu saat banyak permintaan untuk menambal yang memaksa Nanik terjun menangani.

Sebelumnya motor biasa digunakan Nanik bocor. Dirinya nekat membongkar dan menambalnya menganut ajaran suaminya. Wajah rupawan tidak membuatnya risih untuk bersentuhan dengan alat perbengkelan.

"Dulu yang nambal antre. Terus saya nekat bantu bongkar, suami yang menambal," tutur gadis protolan SMP ini.

Melalui ajaran sang suami, Nanik dengan cepat bisa merekam dan mempraktekkannya. Sejak saat itu tambal 'dikuasai' oleh Nanik dan suaminya fokus bekerja di bengkel mobil orang tuanya.

"Saya buka jam 6 pagi, kadang sampai malam buka," kata gadis asal Simojayan, Kecamatan Ampelgading.

Terlihat jelas Nanik tidak mengalami kesulitan membongkar ban dalam motor untuk ditambal. Jemari kecilnya lihai menggunakan alat cungkil. Kerja keras Nanik untuk meraih pendapatan besar hanya bergantung pada banyaknya menambal ban. Setiap harinya, sekitar Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu didapatkannya dari menambal ban.

"Kalau lebaran ramai. Sampai antre-antre dapatnya banyak sampai Rp 150 ribu," ujarnya bangga.

Nanik tidak pernah menyerah untuk menyelesaikan tugas menambal ban. Sudah ratusan motor berhasil diselesaikan dengan baik, selama dua tahun membuka lapak tambal ban.

Hanya satu yang membuat Nanik kerepotan, yakni saat menambal motor trail. Ban berukuran besar serta keras membuatnya harus banting tulang membongkarnya. "Motor trail yang susah, tapi saya terima saja. Untuk upahnya sama Rp 7000 ribu," ungkap Nanik.

Ricko sang suami mengaku pernah mengajari istrinya, tujuannya agar dapat membantu. Selain itu sudah menjadi keinginan Nanik bisa mengabdikan diri kepada keluarga.

"Saya ajari sekali ternyata langsung bisa," ungkapnya terpisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun