Namaku Igo, orang-orang memangilku Go, kata mereka kata "Go" lebih mudah untuk diingat. Aku lahir dan besar di ujung timur Provinsi Nusa Tenggara Barat lebih tepatnya di bagian pedalaman Kab. Bima. Aku sanggat suka menghabiskan waktuku di alam tapi kebiasaanku itu harus aku hilangkan karena aku harus meninggalkan kampungku untuk melanjutkan pendidikan SMA ku di Kec. lain.Â
Prinsipku satu tidak ada hal yang mudah atau sulit semua itu tergantung pada diri sendiri alias setiap hal itu netral yang menentukan kadarnya ialah manusia sendiri.
Sejak kecil selain gemar main di alam, aku sangat gemar mempelajari teknologi. Aku berharap suatu saat nanti aku akan menjadi ahli software dan jaringan computer. Setiap minggu banyak sekali yang datang ke rumah, mereka datang untuk memperbaiki HP mereka yang "rusak".
 Ada yang rusak karena dibanting, ada yang salah pencet baik oleh dirinya sendiri maupun anaknya, dan yang paling parah ialah ada yang datang pura-pura lupa password/pola padahal itu bukan Hp-nya. Aku selalu mendapatkan banyak bayaran setiap mingu yang berupa "terima kasih dan terima kasih banyak" aku belum tahu bisnis saat itu yang aku tahu hanyalah membantu seiklasnya.Â
Ada satu hal yang membuat aku marah, pada suatu hari seseorang pencuri yang sering aku bantu untuk menginstal ulang perangkat yang dicurinya datang ke rumahku secara diam-diam mengambil Hp-ku yang baru saja dikirim oleh kaka-ku yang ada  di Jaya Pura-Papua.Â
Akan tetapi, aksinya tersebut diketahui oleh adikku dan akhirnya keluargaku memintanya secara baik-baik. Alhasil dia menyerahkan hp itu pada sore hari melalui ibuku dan meminta maaf dan sejak itu ia tidak lagi meminta bantuan ke padaku lagi.
Belum banyak yang aku ketahui tentang teknologi saat itu karena hp saat itu belum terlalu banyak dan sebagian besar dari kami banyak yang menggunakan Hp cina yang harganya sanggat ekonomis. Prinsip kami saat itu yang penting bisa foto dan internetan.Â
Aku adalah satu-satunya anak yang menjadi panutan teman-temanku  yang seumuran saat itu. Banyak temanku yang minta dibuatkan akun facebook dan dijelaskan fungsinnya. Akan tetapi, saat itu jaringanya masih sangat susah dan kami untuk mendapatkan jaringan yang baik harus naik pohon dulu atau main di atas rumah. Banyak sekali yang memanfaatkan kelebihanku saat itu.
Ujian sekolah telah berlalu beberapa bulan lalu dan beberapa temanku sudah menentukan dimana mereka akan bersekolah dan beberapa temanku sudah mulai membawa pakaian mereka ke kota untuk melanjutkan cita-cita mereka menjadi seorang ahli IT di bidang jaringan. Ibuku belum memutuskan dimana aku harus bersekolah, tapi aku berharap mendapatkan ijin untuk sekolah di SMK tapi karena taku akan pergaulan bebas aku hanya diijinkan masuk di sekolah SMA negeri.Â
Akhirnya, aku disuruh daftar di salah satu sekolah ternama oleh ibuku. Haripun berlalu begitu cepat dan hari pengumumanpun tiba dan aku mendapatkan amplopku. Aku berharap tidak lulus karna aku ingin ke SMK yang ada di kota menyusul temanku, namun tuhan berkata lain "aku lulu dengan nilai yang lumayan bagus"
SMA adalah pertama kali aku menyentuh serta mengetik menggunakan keyboard kompurter. Aku sanggat senang dan aku mengetahui ada warnet yang buka di dekat kosku. Aku menyipkan uang jajanku untuk menyewa warnet, hamper setiap hari aku ada di sana. Aku belajar membangun blog dan memosting di blog tapi sayang aku blum memiliki banyak uang untuk membangun blog yang secara serius saat itu.
Namun, aku beroptimis bahwa suatu saat nanti aku bisa memiliki web sendiri. Aku habiskan waktu untuk berinteraksi dengan orang-orang baru di Facebook. Itu adalah hal yang sangat menyengkan. Setiap hari aku mengisi blogku dengan kata-kata dan puisi. Aku hanya menyikai beberapa matapelajaran saat itu, dari ipa aku suka Kimia, dari IPS aku suka Ekonomi, namun pikirku kalo aku ada di IPS teman IPS-ku banyak yang main di kantin dan kalo IPA, wah anak IPA kebanyakan ada 7 kelas. Akhirnya aku memilih kelas bahasa sebagai program studiku walaupun namaku udah ada di IPA satu.
Keputusanku sebenarnya disanyangkan oleh guru BK-ku tapi mau gimana lagi aku tidak minat di kelas IPA dan IPS. Akupun mulai berpetualang di kelas Bahasa, kami awalnya berjumlah 20 orang namun semester dua satu orang menikah, satu orang tidak tahu kemana, dan satu oran pindah sekolah jadi jumlah kami ada 17 orang tapi saat kelas 3 satu orang kembali melanjutkan perjalanan ke pelaminan sebelum lulus.Â
Sekarang kelas kami tinggal 6 orang, 10 wanita-wanita cantik dan 6 laki-laki ada yang ganteng dan sedikit ganteng juga ada. Aku adalah juara 1 bertahan di kelas selama 2 tahun berturut-turu. Selain itu, aku adalah ketua kelas 3 tahun beturut-turut.
Setiap minggu aku selalu mendapatkan kiriman dari rumah melalui bis baik itu, sembako maupun uang jajan dn aku harus ambil di terminal pada jam 11 saat bis sampai dan istrahat di terminal karna pada saat itu bulum ada jasa pengiriman. Hari-hari berlalu, berganti bulan dan tiga tahun tidak terasa kami mulai sibuk dengan ujian serta tujuan selanjutnya.Â
Beberapa temanku memilih membantu orang tua di sawa dan ada juga yang merantau beradu nasib di luar pulau, serta ada yang melanjutkan ke pendidikan tinggi. Aku juga tidak mau ketingalan, aku mencari perguruan tinggi terbaik dan aku menemukan 3 perguruan tinggi saat itu, yakni UI, ITB, dan UGM.Â
Karna aku dari jurusan Bahasa aku haru cari yang sastrannya unggul dong. Akhirnya uang keluar adalah UGM. Sembari menunggu pengumuman  ujian nasional dan pengumuman beasiswaku di UGM aku merahasiakan hal ini dari semua orang termasuk ibuku hingga UGM menyatakan aku diterima di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Aku memberitahu ibuku dan kak-ku tapi aku belum memberitahu orang lain selain ibuku, namun berita itu sudah menyebar di sekolahku dan di desaku karna semenjak aku masuk sekolah itu banyak anak-anak di desaku mau sekolah di sekolahku dulu. Akhirnya aku mulai mengurus surat-suratku. Awalnya aku tidak pernah dikenal orang banyak di sekolah apa lagi adi kelasku tapi paska peristiwa kelulusanku itu aku jadi viral banyak yang tahu namaku aku dipanggi di setiap langkah "kak Igo ya?" aku cuma  menjawab "iya" semera banyak mengucapkan "selamat ya"
Singkat cerita akupun memutuskan tanggal keberangkatanku karena pekerjaan ibuku sudah selesai. Aku berangkat ke Yogyakarta tapi belum menyelesaikan pemberkasanku. Aku ditelpon oleh salah satu guruku untuk segera membawa file-file ke sekolah untuk di upload namu aku sudah ada di jogja dan akhirnya ia menyuruhku untuk mengirim dan melakukan submit berkas di portal UGM.Â
Setelah itu, aku mengecek kelengkapan filennya dan ternyata banyak file yang belum aku bawa dan orang rumah tidak bisa melakukan scan dan akhirnya keluargaku berinisiatif untuk mengirimkannya melalui jasa pegiriman yang ada di Kec. Woha.Â
Merekapun datang ke JNE Woha dan mengirim berkas-berkasnya. Sementata itu, deadline ku tinggal 5 hari lagi. Waktu berlalu dan aku hampir putus asa dan tidak disangka meskipun orang tuaku mengirim dengan jasa regular paketku sampai sebelum deadlineku habis aketku tiba 3 hari kemudian.
Selang setahu kemudian aku di Jogja banyak sekali keluarga yang pesan barang yang ada di Jogja. Katanya sih murah terutama handphone. Aku pernah mengirim paket 5 buah handhone dengan jasa JNE regular dan perkiraanku sampainya 7-10 hari tapi ternyata cukup 4 hari barang langsung sampai di rumah.Â
Selain itu, aku bisa melacak perjalanaan paket secara realtime melalui jne tracking paket. Sekarang saya tahu banyak hal dan sekarang saya mencoba membuka olshop dan sungguh ini sanggat mudah berkat bergabung dengan JNE.Â
Awalnya, pikirku ini sangat sulit untuk dilalui karna costumber yang dihadapi sangatlah berbeda-beda tapi yang mereka inginkan hanyalah ketepatan dan kepastian. Berkat  kecepatan dan tracking paket yang realtime pelanggan bisa memastikan keberadaan paketnya sendiri.
Beberapa bulan lalu adalah hari bahagia untuk kakakku karna ia akan menjadi seorang suami dari seorang wanita yang ia cintai tapi hatiku sedang sedih karna aku ingin ada di sana dna memberikan kado special namun uangku tidak cukup untuk membeli tiket pulang dan kado yang  spesal. Kakaku ingin sekali memiliki sebuah kamera Sony DSLR a77 keluaran terbaru.Â
Semalaman berpikir dan akhirnya aku membeli kamera yang kakaku mau. Uangku tinggal 500 ribu cukup untuk makan sebulan. Aku mengirim paketku dan akan diterima oleh adekku agar ia bisa memberikannya pada waktu yang tepat kepada kakakku. Meskipun jauh dan tidak bisa menyaksikan secara langsung di pesta tapi aku sangat bahagia bisa mengirim dengan cepat dan aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H