Perceraian sering kali menjadi salah satu pengalaman paling menantang bagi anak-anak, dan pembagian hak asuh yang adil dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis mereka secara signifikan. Dalam konteks ini, co-parenting, atau pengasuhan bersama, menjadi solusi yang efektif untuk memastikan bahwa anak-anak tetap mendapatkan dukungan emosional dan lingkungan yang stabil setelah perpisahan orang tua.
Co-parenting melibatkan kolaborasi antara orang tua untuk membesarkan anak secara bersamaan, meskipun mereka tidak lagi bersama sebagai pasangan. Pendekatan ini mengedepankan komunikasi yang baik dan kerja sama antara orang tua dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan anak. Penelitian menunjukkan bahwa co-parenting yang efektif dapat membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan pada anak-anak, serta meningkatkan rasa aman dan stabilitas emosional mereka.
Dampak Positif Co-Parenting
1. Kesejahteraan Emosional Anak: Anak-anak yang terlibat dalam pengasuhan bersama sering kali menunjukkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Ketika orang tua mampu berkolaborasi dengan baik, anak-anak merasa dicintai dan didukung oleh kedua orang tua mereka, meskipun mereka tidak tinggal bersama.
2. Komunikasi yang Baik: Co-parenting yang berhasil mengandalkan komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua. Ini membantu anak-anak untuk merasa aman dalam berbagi perasaan dan kekhawatiran mereka, yang pada gilirannya mengurangi risiko masalah kesehatan mental.
3. Keterlibatan yang Aktif: Ketika kedua orang tua berperan aktif dalam kehidupan anak, anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan masing-masing orang tua. Hal ini memberikan mereka rasa identitas yang lebih baik dan dukungan emosional yang berkelanjutan.
Tantangan dalam Co-Parenting
Meskipun banyak manfaatnya, co-parenting juga memiliki tantangan tersendiri. Ketidakcocokan antara orang tua, konflik yang berkepanjangan, dan perbedaan dalam gaya pengasuhan dapat menciptakan ketegangan yang mempengaruhi anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk berkomitmen pada proses ini dan mungkin mencari bantuan profesional, seperti mediasi, untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Optimalisasi pola co-parenting dalam pembagian hak asuh anak setelah perceraian dapat berkontribusi secara signifikan terhadap kesejahteraan psikologis anak. Dengan menciptakan sinergi antara orang tua, anak-anak dapat memperoleh dukungan emosional dan stabilitas yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami peran mereka dalam pengasuhan bersama dan berusaha untuk menciptakan lingkungan yang positif bagi anak-anak mereka.
Sumber :
Amato, P. R. (2000). The Consequences of Divorce for Adults and Children. Journal of Marriage and Family, 62(4), 1269-1287.
Kelly, J. B., & Johnston, J. R. (2001). The Role of the Parent-Child Relationship in the Development of a Parenting Plan: A Developmental Perspective. Family Court Review, 39(4), 367-378.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H