Mohon tunggu...
Is Ko
Is Ko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang yg tidak sabar..... karena itu mungkin Sang Maha sering memberi ujian tentang kesabaran.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan Penggoda

7 September 2010   03:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:23 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai perempuan...

Apa yang kau lihat dari priaku saat kau tahu bahwa dia sudah tak sendiri, bahwa dia sudah beranak istri. Tidakkah itu menahan langkahmu untuk tetap berjalan menembus batasmu sebagai orang luar.


 

Hai perempuan...

Saat kau tengah memacu nafsumu dalam mendapatkan simpati priaku, tidakkah ada tersirat rasa berslah terhadapku, terhadap anakku. Hal apa yang membutakanmu bahwa kau telah memjatuhkan harga dirimu.


 

Hai perempuan...

Kasihanilah dirimu karena telah mendamba priaku, karena dalam nafasnya masih terhembus namaku dan setiap langkahnya masih terpatri wajah anakku.


 

Hai perempuan...

Kenapa kau menimpakan sakitmu padaku, sakit yang kau buat sendiri, sakit yang kau abaikan saat pertama berjabat tangan dengan priaku yang kau pun sudah tahu bahwa kau hanya akan menjadi figuran bahkan jika priaku tergoda olehmu.


 

Hai perempuan...

Sebaris do'a terpanjat untukmu karena kehadiranmu telah memperat genggaman tangan kami. Biarlah kau berfikir kami selalu mendebat kehadiranmu, kau tak akan pernah tahu setiap sms yang kau kirim selalu menjadi candaan buat kami menjelang sahur.


 

Dan kau perempuan...

Perilakumu hanya mempertegas bahwa perempuan-perempuan dari daerah asalmu lebih suka menjadikan dirinya penengah diantara satu keluarga. Entah untuk rupiah yang kau balas kepuasan ataupun untuk kepuasanmu yang kau balas gratisan.


 

Semoga berkah ramadhan sampai padamu untuk membuka hatimu dan hari kemenangan kali ini bisa menjadikanmu fitri kembali.

Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun