Sebagai agen of Control artinya mahasiswa dan kaum terdidik seharusnya mengembalikan pungsi mengawasi yang sudah melekat pada diri mahasiswa dalam merawat kehidupan berdemokrasi.peran yang mulai hilang hendaknya cepat disadari sebagai suatu keburukan dan tidak akan menjadikan bangsa ini lebih baik.Â
Maka PEMILU 2019 haruslah mahasiswa memahami dan berparisipasi baik dari segi hak suara maupun memberikan kontribusi terbaik dalam mengawal pesta Demokrasi dengan berbagai cara. Tidak terkecuali baik individu maupun organisasi mahasiswa.
Perlunya Pemahaman Kembali Terhadap Demokrasi
Kesadaran terhadap pemahman demokrasi semakin merosot dikalangan pelajar dan mahsiswa. Terbukti dengan banyaknya pernyataan-pernyataan mahasiswa yang mengatakan tidak percaya terhadap system Negara dalam menyelenggarakan pemilihan pemimpian bangsa ini bahkan dengan penyelenggara, pengawas dan pengamanan. Hal ini perlu tindakan baik pemerintah dan lapisan akademisi untuk memberikan pemahaman terutama anak muda sebagai penerus.Â
Seputar pentingnya demokrasi baik melalui kurikulum pendidikan maupun melalui pelatihan-pelatihan dan sebagainya. Karena sangat miris melihat pemuda yang mudah terpengaruh dengan pemahaman-pemahaman untuk merubah system bangsa ini.
Kembalikan Netralitas Organisasi Mahasiswa
Pemilihan Presiden dan pemilihan anggota legislative tingat provinsi dan daerah  sangat berpengaruh terhadap senior dan ideologi organisasi. Hari ini organisasi mahasiswa sedang diuji untuk mengendepankan idealis dan independensi organisasi.Â
Terutama pimpinan organisasi mahasiswa sebagai pablik figure yang menjadi panutan haruslah memberikan pemahaman kepada kader-kadernya bahwa mengawal demokrasi sangatlah penting dari pada sibuk menyatakan sikap terhadap calon pilihannya.Â
Secara aturan tidak ada yang salah menyatakan sikap terhadap pilihannya, namun sebagai perkumpulan mahasiswa yang mempunyai kekuatan secara ideology dan massa maka peran organisasi mahasiswa sangatlah diharapakan demi terciptanya keharmonisan dalam pesta demokrasi saat ini.
Dalam pidatonya, Presiden Pertama Indonesia Ir. Sukarno pernah mengatakan "jangan mewarisi abu sumpah pemuda, tapi warisi Api sumpah pemuda, kalau sekedar mewarisi abu, saudara akan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H