Mohon tunggu...
Ikmal el Majnun
Ikmal el Majnun Mohon Tunggu... Buruh - Hanya lelaki biasa kelahiran Pemalang, Jawa Tengah

Hidup adalah bagaimana mengelola kebiasaan yang biasa-biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebuah Renungan: Kenapa Santri Harus Pilih PSI?

4 November 2023   08:45 Diperbarui: 4 November 2023   09:58 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada masanya ketika passion masa lalu kembali mengusik. Menggelitik jiwa untuk kembali menikmati setiap iramanya. Seperti halnya apa yang sedang saya alami dalam satu tahun terahir. 

Kurang lebih 19 tahun.  Saya meninggalkan dunia yang sangat saya gemari di usia muda, setidaknya sejak masa-masa mengenyam dunia mahasiswa di sebuah pesantren di wilayah timur. Ya, saat masih berstatus mahasiswa, passion saya adalah organisasi. Ada sebuah kebahagiaan yang didapat saat energi, pikiran, waktu, banyak tercurah dalam gerak organisasi lengkap dengan segala pernak-pernik di dalamnya. 

Organisasi bagi saya adalah kampus kedua, tempat saya belajar mengenali warna kehidupan secara lebih komplek, tempat saya mengasah nalar, idealisme, serta kemampuan 'mu'asyarah' dengan ragam karakter di dalamnya. pun yang tak kalah penting, organisasi adalah media pembelajaran yang efektif untuk mengenali, memahami sebuah realitas. 

Namun perjalanan kehidupan pada suatu titik menempatkan saya pada sebuah pilihan; antara terus hidup dalam irama gerak organisasi atau konsentrasi pada tanggung jawab pada tugas baru sebagai kepala rumah tangga yang wajib menafkahi. Dalam dua pilihan tersebut, pada ahirnya saya harus memilih meninggalkan dunia yang begitu mengasyikan. Memilih jalan kedua.

Dalam pikiran saya saat itu, mengurus organisasi adalah jalan ibadah. Saat itu kebetulan posisi sebagai Sekjend DPC SARBUMUSI Gresik, salah satu sayap NU yang fokus pada advokasi dan pendampingan kaum buruh. Namun, melaksanakan tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga apalagi dalam posisi awal menikah dan tanpa pondasi ekonomi yang memadai juga adalah sebuah jihad. Jadilah saya memilih lepas dari hiruk pikuk organisasi dan memilih mencari pekerjaan di sebuah pabrik baja di wilayah Manyar, Gresik. 

Dalam kurun waktu 19 tahun. Nyaris seluruh hidup saya tercurah hanya untuk urusan keluarga, murni untuk urusan keluarga. Paling hanya sedikit waktu saya coba sisihkan untuk menulis di beberapa platform online; puisi, esai, cerpen, atau sekadar tulisan garing tak bermakna. sekadar untuk tetap menjaga kewarasan nalar dan pikiran saja. Ahihihi

Tahun 2021. Usai memondokkan putri sulungku di pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo. Pesantren yang juga pernah saya diami selama kurang lebih 8 tahun. Getar kerinduan pada romantisme organisasi mendadak kembali menggeliat. Kenangan-kenangan masa lalu saat di Pesantren kembali berlesatan terutama saat momen kunjungan wali santri. Ada sebuah hasrat yang lambat laun kian buncah di dada. Hasrat untuk kembali merasakan sensasi dalam dunia organisasi. 

Adalah hasrat yang kemudian membuncah dan merupa badai. Hingga pada ahirnya menuntun langkah ini untuk masuk dan belajar kembali cara berorganisasi di organ alumni pesantren. IKSASS (Ikatan Santri Alumni Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo). Belajar kembali, benar-benar belajar kembali bagaimana berorganisasi. Meski kemudian di pertengahan tahun 2023 mendapat amanah sebagai Sekretaris Majelis Tanfidz IKSASS Rayon Pantura yang mencakup wilayah Gresik, Tuban, Lamongan, Bojonegoro. Namun pada prinsipnya saya tetap seorang murid, seorang santri yang sedang belajar mengaji kembali dalam organisasi.

Takdir sepertinya masih akan terus mengukir cerita. Saat pada ahirnya ada geliat untuk lebih serius lagi belajar organisasi dan ilmu kemasyarakatan. Keinginan untuk berbuat, lebih banyak lagi menuntun saya untuk memasuki belantara politik. Hadirlah PSI. Sebuah partai politik yang sejak awal kemunculannya begitu mencuri perhatian saya.  Memantik hasrat hati untuk bisa mengenal lebih dekat. Sayang, tak menemukan jalan ke sana. 

Baru pada Ahir September 2023, secara tak sengaja menemukan laman PSI Login. Tak menyia-nyiakan waktu, saya pun langsung login sebagai member baru di PSI. Tak ada harapan muluk, selain memuaskan hasrat hati untuk mencoba mengenal lebih dalam partai anak muda tersebut. Setidaknya, saya ingin membuktikan premis awal saya tentang PSI. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun