Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) MTs N 8 Banyuwangi, Jawa Timur aktif dalam membuat program kerja, salah satunya adalah kegiatan pembiasaan kuliah tujuh menit (kultum) keagamaan.
Berawal dari ide pembina OSIM tahun 2020-Sekarang yang berpendapat bahwa OSIM merupakan organisasi resmi intra madrasah yang harus bisa memiliki atau menyediakan banyak kegiatan bagi para siswa agar para siswa dinamis dan punya kreativitas baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Salah satu realisasinya adalah dengan kegiatan pembiasaan kultum.
Untuk menunjang kegiatan ini agar dapat berjalan dengan baik, pada awal tahun, tepatnya pada masa orientasi siswa baru, diadakan pembinaan tentang kultum. Para siswa diajarkan bagaimana cara membuat teks kultum yang baik dan benar hingga etika dan retorika dalam kultum.
Setelah pembinaan atau pelatihan sudah berjalan dengan baik, maka yang bertugas selanjutnya dan sekaligus sebagai penggerak utama dalam kegiatan ini adalah OSIM. OSIM bertugas mengelola berjalannya kegiatan ini agar sesuai yang diharapkan.
Program ini sudah berjalan selama kurang lebih 3 tahun, dimulai sejak 2020 sampai sekarang. Setiap hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu, setelah dilaksanakan salat duha bersama di halaman madrasah, perwakilan kelas yang terpilih sesuai jadwal yang telah ditentukan OSIM maju ke depan untuk menyampaikan kultumnya dihadapan seluruh guru, karyawan, dan siswa MTs N 8 Banyuwangi.
Tema yang digunakan dalam kultum merupakan tema yang berkaitan dengan keagamaan, dengan judul bebas sesuai kreativitas siswa masing-masing. Isi dari kultum juga tidak langsung disampaikan kepada para pendengarnya, tetapi terlebih dahulu diseleksi oleh guru yang bersangkutan dalam pembahasan isi kultumnya. hal ini dimaksudkan agar isi kultum bisa sesuai dan tidak mengandung unsur-unsur yang tidak semestinya.
Para siswa dibebaskan untuk memilih bahasa yang digunakan dalam menyampaikan kultum. karena itu, bahasa yang digunakan dalam penyampaian kultum ini sangat beragam. Ada yang hanya menggunakan bahasa lokal seperti bahasa Jawa, ada yang menggunakan bahasa nasional yakni bahasa Indonesia, dan yang lebih menarik lagi, tidak sedikit dari para siswa yang menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris, Arab, bahkan bahasa Korea.
Kebebasan yang diberikan kepada siswa dalam mengekspresikan kultumnya ini dinilai dapat meningkatkan kemampuan multilingual public speaking dan wawasan keagamaan serta menunjang kreativitas siswa yang nantinya menjadikan siswa semakin aktif dan dinamis seperti yang diharapkan.
Menurut Abdul Fatah, Pembina OSIM MTs N 8 Banyuwangi, kegiatan pembiasaan kultum keagamaan ini juga sangat efektif dalam mendukung keilmuan yang diterima para siswa saat pembelajaran di kelas.
"Realitanya, ketika orang kultum itu sebelumnya harus membaca materi, memahami materi, lalu disampaikan melalui lisan. Membaca materi selain dari buku pembelajaran, juga bisa dipadukan dengan materi yang telah guru sampaikan ketika pembelajaran." Ungkapnya.
Ditambahkan juga oleh Abdul Fatah, kultum ini juga bermanfaat untuk meningkatkan literasi siswa.
"Salah satu manfaat kegiatan kultum ini yakni membiasakan para siswa untuk mengadakan literasi membaca, sehingga nantinya siswa akan terbiasa untuk membaca, dan dengan membaca tersebut akan terbuka pengembangan keilmuan, dalam hal ini khususnya dalam bidang agama. Dengan ini akan lebih memudahkan siswa untuk mengerti dan memahami materi yang dipelajari maupun yang disampaikan." Tambahnya.
"Yang jelas dibutuhkan persiapan yang matang ketika kultum, karena kultum yang baik tanpa persiapan yang baik maka akan sulit tersampaikan isinya." Tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H