Mohon tunggu...
Rysky Marlinda
Rysky Marlinda Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Akuntansi Islam @STEI TAZKIA ingin banyak menulis,,,dengan begitu semangat teruss buat gemar baca XD Find me in: www.plurk.com/ikky31 www.heello.com/riskay

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kalimantan, Mukamu Bukan Bulan

13 September 2011   20:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jika anda mengadakan perjalanan udara ke daerah Kalimantan atau melewati langit Kalimantan bersama keluarga bahkan putra dan putri tercinta, maka jangan kaget jika mereka komentar, “Bulan..bulan… ada di bawah!!!”

Benar saja, begitu menyedihkan ketika menemukan kondisi topografi Pulau Kalimanta (re: pulau terluas yang kini kita miliki) penuh lubang. Zambrud yang tadinya membentang indah yang menjadi indikasi begitu asrinya Borneo, kini perlahan terkikis oleh lubang-lubang menganga hitam, gundul dan tampak tak ada reklamasi, pembaruan atau apapun sejenisnya. Iya, apalagi kalau bukan karena aktivitas tambang di Kalimantan yang semakin menjadi bahkan mungkin menggila.

Pemerintah daerah di Kalimantan begitu mengancam jika banyak pengusaha tambang yang cuci tangan tanpa mengindahkan analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang mereka tinggalkan di lahan bekas tambang. Banyak ilmuwan yang menyayangkan jika tanah borneo yang juga menjadi salah satu pusat paru dunia menjadi berubah perlahan akibat sisa-sisa tambang yang mencorat-coret predikat tersebut.


Tanah bekas tambang semisal batu-bara saja, jika tidak dengan cepat dilakukan reklamasi dan pengolahan yang baik akan menjadi sarang berkembang-biaknya bakteri-bakteri pengoksidasi sulfur yang disebabkan meningkatnya keasaman tanah. Jika hal ini terjadi, maka lahan subur Borneo akan berubah menjadi ancaman bagi kehidupan aneka tanaman indah, zambrud-zambrud Kalimantan. Jangan sampai kelak di masa depan, kita tak butuh lagi teropong bulan untuk melihat permukaan bulan, kita cukup terbang di langit Kalimantan untuk bisa melihat muka bulan. Menyedihkan...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun