Mohon tunggu...
Welly Eru
Welly Eru Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Pegiat Literasi, Penulis Opini, Mencintai Sastra, Menulis 20 Novel

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Melihat Kebutuhan dan Tantangan Aviasi Sipil Komersial Indonesia

2 Februari 2025   23:33 Diperbarui: 2 Februari 2025   23:33 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/photos/airbus-airplane-jet-flight-airport-4454338/

Dalam pernyataan terbaru, Bapak Menteri BUMN, Erick Thohir mengungkapkan bahwa Indonesia memerlukan 750 pesawat airliner untuk memenuhi kebutuhan penerbangan domestik, sementara saat ini kita hanya memiliki 410 pesawat. Kekurangan ini menimbulkan pertanyaan strategis: bagaimana kita menutupi gap ini? Apakah dengan menambah armada dari maskapai yang sudah ada atau menambah maskapai baru?

Menambah Armada Maskapai yang Ada

Menurut saya, menambah armada dari maskapai yang ada dapat menjadi solusi efisien. Maskapai seperti Garuda Indonesia dan Lion Air sudah memiliki jalur distribusi dan operasional yang mapan, sehingga penambahan pesawat dapat langsung meningkatkan kapasitas layanan mereka. Namun, tantangan utamanya adalah pembiayaan dan pelatihan sumber daya manusia yang siap untuk mengoperasikan pesawat tambahan ini.

Menambah Maskapai Baru

Sebaliknya, menambah maskapai baru bisa mendatangkan persaingan yang lebih sehat di dalam industri penerbangan. Persaingan ini, menurut saya pribadi dapat memaksa maskapai untuk meningkatkan layanan dan menurunkan harga tiket. Namun, seperti dijelaskan dalam laporan geotimes.id 13/07/2024, regulasi ketat diperlukan untuk memastikan bahwa semua maskapai baru memenuhi standar keselamatan internasional.

Peran Siapa dalam Memenuhi Kebutuhan Aksesibilitas Udara?

Dalam konteks aksesibilitas udara, pemerintah memiliki peran krusial. Menurut saya, kebijakan pemerintah harus mendukung pengembangan infrastruktur dan memberikan insentif bagi maskapai untuk membuka rute baru, khususnya di daerah yang belum terjangkau. Pemerintah dapat berkolaborasi dengan swasta untuk memastikan mobilitas udara yang merata.

Langkah Pemerintah: Armada atau Maskapai?

Pemerintah memiliki pilihan strategis: apakah memperbanyak armada dari maskapai milik pemerintah, atau mengundang investasi dari maskapai asing? Menurut ahli ekonomi transportasi, langkah mengundang maskapai asing dapat mempercepat pengembangan sektor ini, sebagaimana tercermin dari pengalaman negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang berhasil membuka pasar mereka.

Efek Penambahan Armada dan Maskapai pada Harga Tiket

Pertanyaan berikutnya adalah apakah penambahan armada dan maskapai akan cukup untuk menurunkan harga tiket pesawat. Mekanisme pasar menunjukkan bahwa dengan meningkatnya kapasitas penawaran, harga seharusnya mengalami koreksi. Namun, faktor lain seperti biaya operasional dan pajak juga memainkan peran penting dalam penentuan harga tiket.

Mengoptimalkan 750 Pesawat untuk Rute Baru

Dengan target memiliki 750 pesawat, tantangan berikutnya adalah distribusi rute yang efektif. Pesawat-pesawat ini seharusnya tidak hanya melayani rute yang sudah ada, tetapi juga membuka rute baru untuk daerah Terluar, Terdepan, Tertinggal, dan Perbatasan. Ini penting untuk meningkatkan konektivitas nasional secara keseluruhan.

Sebagai kesimpulan, keputusan antara menambah armada atau maskapai baru memerlukan pemikiran strategis dan kolaboratif. Keputusan ini harus mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang industri aviasi dan manfaat optimal bagi masyarakat serta ekonomi nasional. Dengan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, kita dapat berharap bahwa langit Indonesia akan semakin terbuka dan terjangkau.

---

Welly Eru,
Magelang 02 Februari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun