Bu,
Kau selalu menghiburku
Di atas meja makan yang sepi hidangan, kau selalu bilang
"Ibu sudah kenyang, Nak. Dimakan kamu saja."
Di balik kepalsuan ucapanmu
Kau hanya ingin terus melihatku bahagia
Bu,
Padi milik orang telah menguning
Kau berangkat ke sawah bersama tetesan embun pagi
Mencari makan untukku
Mengumpulkan uang untuk masa depanku
Bu,
Kau menungguku di gerbang sekolah
Ketika aku pulang sore karena pelajaran tambahan
Kau memastikanku baik-baik saja
Sebab pagi tadi kita tak punya beras untuk bekalku
Kita berjalan beriringan menuju rumah
Lalu kau membelikanku makanan agar aku tidak lapar
Bu,
Kau mengingatkanku untuk ibadah
Menegurku ketika aku salah
Memelukku ketika aku bersedih
Memastikanku tidak kelaparan
Bu,
Kini rambutmu sudah memutih
Kulitmu sudah mengeriput
Perjuanganmu membesarkanku tidaklah mudah
Rasa sayangmu padaku tak pernah kurang sedari dulu
Bu,
Kini aku sudah bekerja
Aku janji akan kugantikan
Peranmu mencari nafkah
Walau pun setitik pun penggantianku tidak akan pernah bisa
Menggantikan agungnya pengorbananmu
Bu
Kutulis seuntai puisi ini untukmu
Dalam lika-liku dan badai hidupku
Doamu selalu menjadi lentera untuk langkahku
Terima kasih, Ibu
Ikko Williams
Magelang, 22 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H