Mohon tunggu...
Welly Eru
Welly Eru Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Nama Pena: Ikko Williams (Penulis novel Amin yang Sama dan Sujudku Karena Cinta)

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Land of Bad" (2024): Memicu Adrenalin oleh Kemegahan Aksi

27 Maret 2024   16:25 Diperbarui: 27 Maret 2024   16:43 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/landofbad.movie

Di awal tahun 2024 ini, dunia film aksi kembali disemarakkan dengan hadirnya "Land of Bad", sebuah thriller aksi epik yang menjanjikan kombinasi antara drama dan ketegangan yang tak terlupakan. Disutradarai oleh William Eubank dan menampilkan barisan aktor berbakat seperti Liam Hemsworth, Russell Crowe, dan Milo Ventimiglia, film ini membawa kita ke perang antara teknologi dan terorisme dengan cara yang amat mencekam.

Liam Hemsworth via instagram: @landofbad.movie
Liam Hemsworth via instagram: @landofbad.movie

Liam Hemsworth, dengan imej barunya sebagai Sergeant JJ "Playboy" Kinney, melibas setiap pengharapan dengan penampilan fisikal yang garang dan membuat detak jantung terasa tertinggal karena aksi memukau yang dia suguhkan.

Russel Crowe via Instagram: @landofbad.movie
Russel Crowe via Instagram: @landofbad.movie

Lalu, ada tokoh pilot drone angkatan udara AS yang memonitori misi para tentara itu. Ia adalah aktor kenamaan: Russell Crowe yang berperan sebagai Kapten Eddie "Reaper" Grimm. Reaper tidak hanya berperan dengan keberanian tapi juga meminjamkan bobot dramatis pada narasi yang menjadikannya lebih dari sekadar tokoh dalam seragam. Keputusannya menjatuhkan bom di kerumunan teroris dengan waktu yang tepat dijamin membuat penonton tegang.

Chika Ikogwe via: theavenue.com 
Chika Ikogwe via: theavenue.com 

Selanjutnya ada staf asisten kerja yang duduk di samping Reaper dalam memonitori misi, ia adalah Nia Branson (diperankan oleh aktor Chika Ikogwe). Ia adalah wanita yang cukup memahami situasi lapangan, karena ini menyangkut nyawa para tentara. Tokoh ini berperan penting dalam setiap ketegangan konflik, keterampilannya melacak obrolan  musuh dijamin cukup memukau bagi para penonton.


Karena serangan brutal oleh para kelompok teroris Abu Sayyaf, yang dipimpin oleh Saeed Hashimi (diperankan oleh aktor Robert Rabiah), para tentara itu akhirnya lost contact dan hanya tinggal Sergeant JJ "Playboy" Kinney saja yang terpantau dalam monitor. Jujur saja, akting Robert Rabiah sebagai teroris di film ini cukup mendebarkan, kekejamannya memenggal kepala, menyiksa tentara, dan kebrutalan lainnya. Ini dijamin sangat-sangat memainkan emosi penonton.

Bagi Anda pencinta koreografi pertarungan, "Land of Bad" adalah surga yang tertunggu. Setiap adegan laga dikemas dengan kelincahan dan keterampilan yang menampilkan tak hanya kegigihan para karakternya, tetapi juga memamerkan kualitas produksi yang memanjakan mata. Dari gumaman peluru drone hingga sentakan pisau yang tajam, film ini berhasil menghidupkan setiap detail dengan teliti dan mempesona.

Ketegangan dalam "Land of Bad" tidak datang begitu saja. Seperti catur yang dimainkan dengan hati-hati, setiap langkah dan keputusan krusial di medan tempur menawarkan bobot emosional yang dalam. Saat Kinney terkepung di hutan Filipina, setiap tarikan napas yang tersisa menjadi sangat berharga dan aku sebagai penonton terhanyut dalam perjuangan itu.

The brotherhood via Instagram: landofbad.movie
The brotherhood via Instagram: landofbad.movie

Sengitnya interaksi antara karakter menjadi lebih hidup dengan hadirnya nama-nama seperti Sergeant Abell (diperankan oleh Luke Hemsworth), Sergeant Bishop (diperankan oleh Ricky Whittle) dan karakter Master Sergeant John "Sugar" Sweet (diperankan oleh Milo Ventimiglia) yang memberi warna tersendiri pada cerita. Selain itu, karakter Kolonel Duz Packett (diperankan oleh Daniel MacPherson) dalam pertunjukan akting yang membuatku emosi karena terlalu meremehkan pekerjaan, aku yakin siapapun akan dongkol dengan karakter Kolonel satu ini.

Alur "Land of Bad" tidak sekadar tentang penyelamatan, tetapi juga tentang esensi humanitas. Konflik internal antara seorang prajurit dengan prinsipnya, perjuangan melawan teroris, waktu dan batasan fisik, serta konsekuensi dari perang, semua dijalin menjadi satu narasi yang memacu adrenalin.

Di layar, penggambaran perang di Filipina tampak tidak mengenal ampun. Kita diajak menyaksikan bagaimana Eddie Grimm "Reaper" dan timnya -- dari yang terlihat tak terkalahkan hingga ke saat-saat rawan mereka -- menunjukkan bahwa di balik taktik dan pertempuran yang dingin, mereka masih punya hati dan jiwa. Setiap karakter mengalami transformasi, tidak hanya secara fisik melalui luka-luka dan bubuk mesiu, tetapi juga emosional dan mental yang teruji di dalam pertempuran sengit.

"Land of Bad" juga tidak lupa memainkan suasana hati penonton, memberikan detik-detik relief melalui humor subtan yang mengalir di antara ketegangan, sekaligus menggarisbawahi nilai kekompakan yang hanya bisa ditemukan di antara saudara-saudara senjata.

Namun, bukan hanya aksi laga yang membuat "Land of Bad" terasa istimewa. Subplot yang melukiskan drama personal seperti dilema Grimm yang tertekan antara tanggung jawab militer dan kehidupan keluarganya menambah kedalaman pada narasi. Bukan hanya kebrutalan perang, tapi juga bagaimana dampak jauhnya bisa mengusik keseimbangan dunia yang jauh dari medan perang.

Efek spesial dan ledakan-ledakan bom yang tampak nyata semakin memperkuat realisme seluruh pertarungan dan pengejaran. Kemegahan visual ini disokong dengan skor musik yang mengesankan, memompa emosi di setiap tikungan cerita.

Ada satu pesan yang dilempar "Land of Bad" kepada penontonnya: bahwa eratnya persaudaraan di medan pertempuran adalah kekuatan yang tak tergoyahkan. Saat film ini mencapai klimaksnya, kita tidak hanya mengejar napas atas aksi yang terjadi tapi juga merasakan kehangatan dari ikatan yang terjalin antar karakter, menandakan tingkat kedekatan yang berhasil dibangun selama semesta cerita.

Dengan penuh keberanian, film "Land of Bad" menyerbu layar bioskop, siap untuk membius penonton dengan cocktail dari ketegangan, aksi, dan drama yang memenuhi setiap inci layar. Sebuah karya yang menceritakan tentang keberanian, pengorbanan, dan yang terpenting, sebuah penghormatan bagi mereka yang berjuang melawan kejamnya konflik bersenjata. Ini bukan hanya film -- ini adalah pengalaman yang akan mengubah pandangan kamu terhadap film aksi.

Aku rekomendasikan "Land of Bad" sebagai perjalanan sinematik yang akan aku ingat karena adegan-adegannya yang realistis. Rating untuk film ini dariku adalah 8/10, semua aksi dan ketegangannya bagus, hanya saja alurnya cukup lambat dan sederhana untuk durasi 2 jam. Selain itu takbir yang diucapkan tokoh teroris sebelum memenggal kepala lawan, ini cukup menganggu dan sangat sangat perlu disensor agar tidak menimbulkan perdebatan penonton.

Akhir kata, kutunggu komentar kamu setelah nonton film ini ya!

Ikko Williams
Magelang, 27 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun