Mohon tunggu...
Welly Eru
Welly Eru Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Nama Pena: Ikko Williams (Penulis novel Amin yang Sama dan Sujudku Karena Cinta)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Energi Positif dari Berbagi: Keajaiban Sedekah

18 Maret 2024   04:54 Diperbarui: 18 Maret 2024   05:06 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam bingkai kehidupan yang serba cepat dan penuh persaingan, seringkali kita terbawa arus yang membuat kita lupa pada esensi sejati kehidupan: berbagi. Menyadari hal ini, aku mulai merenung dan akhirnya menemukan kata yang mengingatkanku kepada nilai-nilai kemanusiaan---'Sedekah'.

Ada semacam keindahan dan ketenangan yang menyelimuti saat aku melakukan hal tersebut. Melalui artikel ini, aku ingin berbagi refleksi tentang keberkahan yang tersemat dalam praktik sedekah.

Esensi Sedekah

Galeri Pribadi
Galeri Pribadi

Sedekah adalah tindakan mulia yang tercelup dengan niat tulus untuk membantu sesama tanpa mengharapkan balasan. Ia menyentuh dua pihak sekaligus: memberikan kebahagiaan kepada penerima dan menghadirkan keberkahan kepada pemberi. Dalam setiap uluran tangan, tersimpan doa dan harapan yang tidak terucap.

Refleksi Pemberian

Galeri Pribadi
Galeri Pribadi

Aku menyadari setiap rupiah yang terbagi, setiap pakaian yang kudonasikan, dan setiap waktu yang kupergunakan untuk membantu orang lain, adalah bagian dari sedekah yang kusemai. Bukannya berkurang, tapi malah bertambah; bukan saja dalam bentuk materi, namun juga dalam rasa damai dan sukacita yang kurasakan.

Keberkahan yang Berlipat

Galeri Pribadi
Galeri Pribadi

Ada keyakinan yang meyakinkan hatiku bahwa ketika kita memberi, kita tidak sekadar melepaskan sesuatu dari genggaman. Alih-alih, kita sebenarnya sedang membuka pintu untuk menerima keberkahan yang lebih besar. Keberkahan itu datang dalam banyak wujud, bisa jadi kesehatan, kesabaran, atau kebahagiaan yang lebih dalam.

Membangun Komunitas

Galeri Pribadi
Galeri Pribadi

Aku melihat sedekah tidak hanya sebagai aksi perorangan. Lebih dari itu, sedekah adalah kekuatan yang membangun komunitas. Ketika satu tangan membagikan, yang lainnya terulur untuk menerima, kemudian berbalik pula memberi. Dalam hitungan detik, sebuah lingkaran kebajikan telah tercipta, mengikat kami dalam solidaritas dan empati.

Edukasi dan Inspirasi

Galeri Pribadi
Galeri Pribadi

Ketika aku berbicara tentang sedekah, aku juga bicara tentang edukasi. Aku sebarkan kisah dan manfaat sedekah, berharap bisa menanamkan inspirasi untuk menebar lebih banyak kebaikan. Aku percaya, setiap biji kebaikan yang kutebar akan tumbuh menjadi pohon yang rindang, memberi keteduhan bagi banyak orang.

Perjuangan Melawan Keserakahan

Galeri Pribadi
Galeri Pribadi

Dalam mengamalkan sedekah, aku turut berperang melawan keserakahan. Dalam setiap pemberian, ada pembebasan diri dari belenggu materialisme. Adalah aksi nyata melawan keinginan untuk memiliki lebih. Aku belajar untuk puas, dan dalam kesederhanaan, aku menemukan kekayaan sejati.

Kekayaan Sejati

Galeri Pribadi
Galeri Pribadi

Seringkali kita diukur dari kekayaan materi, tapi aku telah belajar bahwa kekayaan sejati sebenarnya terletak pada berapa banyak kita bisa berbagi. Sedekah mengajarkanku bahwa dengan memberi, kita kaya, dan dengan membagikan keberkahan, kita kaya akan kehidupan.

Dalam semringah wajah orang-orang yang kutolong, dalam senyum lepas anak-anak yang keceriaannya merekah melalui pembagian buku dan mainan, dalam dekap syukur dari mereka yang terbantu, aku merasakan 'sedekah berkah'. Ini mengajarkanku tentang cinta, kedamaian, dan tentu saja, kebahagiaan sejati yang berakar dari kesederhanaan dan keikhlasan.

Sedekah tidak harus besar, tidak harus tampak oleh dunia---yang terpenting, ia harus murni dari hati. Dan sejauh hati ini tetap berniat untuk memberi, aku percaya, ruang di sekitarku akan selalu diisi dengan kebahagiaan yang tak kurang berlimpahnya.

Ikko Williams,
Magelang, 18 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun