Ketika langit mulai berwarna jingga dan hari semakin menua, hatiku merindukan sebuah tempat di mana aku bisa menunggu bedug magrib dengan tenang. Di sudut Kabupaten Magelang yang ramai, ada sebuah oasis bagi jiwa-jiwa yang menantikan berbuka ---Kedai Kopi Bestie Warmindo, sebuah ruang dimana waktu seolah berhenti sejenak, dan setiap detik penuh dengan ketenangan serta inspirasi.
Setiap sore, aku melangkah masuk, disambut oleh aroma kopi yang meresapi udara, yang segera berpadu dengan hembusan angin sejuk sore itu. Di Kopi Bestie, ngabuburitku menjadi ritual sakral penutup siang hariku. Duduk di pojok favorit, aku membuka laptop dan mulai mengalirkan pikiran dan perasaan ke dalam kata-kata yang berbaris rapi di layar.
Pemilik kedai, selalu menyiapkan pesanan tanpa perlu kutanya---secangkir latte hangat dengan sedikit busa di atasnya dan sepiring roti bakar cokelat yang manis, sajian yang sempurna untuk buka puasa dan menemani ritual menulisku. Tidak hanya kopi dan camilannya yang membuatku betah, tapi suasana kedai yang selalu dipenuhi dengan lantunan musik instrumental lembut, seolah menjadi soundtrack kehidupan para penulis yang mencurahkan isi hatinya.
Di sini, aku bertemu dengan berbagai karakter yang datang dengan alasan yang sama---menunggu waktu berbuka. Ada yang tenggelam dalam buku, ada pula yang asyik berdiskusi dengan teman-teman sejawat. Inilah ciri khas ngabuburitku, diwarnai oleh tawa ringan dan obrolan yang menyenangkan.