Mohon tunggu...
Welly Eru
Welly Eru Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Nama Pena: Ikko Williams (Penulis novel Amin yang Sama dan Sujudku Karena Cinta)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Terlambat

4 November 2018   10:01 Diperbarui: 4 November 2018   10:14 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict From: TheDailyOktagon

"Tidak."

"Saya bisa kirim secepatnya."

"Ibumu minta kau pulang, ibumu rindu."

"Tak bisa. Saya kirim 50 juta besok ke rekening biasanya." Damar segera mematikan teleponnya dan melanjutkan pekerjaannya, pesta malam ini sangat meriah, damar segera lupa soal ibu angkatnya, baginya yang telah berlalu tak perlu dikenang, terlalu berlebihan.

***

Kesuksesan Damar menjadi-jadi, ia buka cabang club-nya, ia abaikan masalah orang lain, ia pecat pekerja yang suka mengeluh. Ia mengabaikan banyak hal. Bahkan kabar dari ibu angkatnya pun sering ia abaikan. Hati Damar penuh keegoisan, baginya hidup adalah pesta. Usai resmikan cabang club-nya, seperti biasa Damar pulang menggunakan mobil ferrari-nya.

Damar dibegal saat perjalanan pulang menuju apartemennya, ia yang mempertahankan harta bendanya disabet pedang, jemarinya habis semua, kanan dan kiri, Damar ambruk, beruntung ia tak mati sebab ia segera ditemukan orang dan dilarikan ke rumah sakit.

Hari-hari damar berjalan hampa, club-nya kena rampok, apartemennya dijual untuk menambal hutang, damar tinggal di kost kecil pada akhirnya, semua orang menjauhinya, ia memutuskan pulang ke kampung halamannya, menjenguk ibunya.

Pict From: islampost.com
Pict From: islampost.com
"Ibumu sudah meninggal 2 bulan yang lalu," cerita tetangganya di Jogjakarta saat ia pulang ikut truk pengangkut ayam karena tak punya uang sepeser pun. Damar terpukul. Ia heran rumah ibunya berubah bagus.

"Rumah ini dibangun untukmu Damar, kata ibumu agar kau betah tidur di rumah jika suatu saat kau pulang."

Damar tersungkur dan menangis keras, menyesali semuanya, sadarlah ia bahwa ibunya sangat menyayanginya, bahkan foto Damar sendiri dipajang di seluruh penjuru ruang tamu, saking kangennya sang ibu. Damar sadar kini, masa lalu sangat penting dalam hidupnya. Ia berdoa siang malam tak henti-hentinya, meminta ibunya dihidupkan kembali, meminta waktu diputar ulang oleh Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun