Upacara adat Maccera' Manurung merupakan bentuk penghormatan terhadap budaya lokal yang tidak hanya mempererat solidaritas masyarakat, tetapi juga menjaga harmoni antara manusia, alam, dan tradisi lokal sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan.
Indonesia, sebagai negara dengan keragaman budaya, memiliki banyak tradisi lokal yang menjadi identitas masyarakatnya. Salah satunya adalah Maccera' Manurung, sebuah pesta adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Tradisi ini merupakan ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah dan sekaligus simbol kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam pelaksanaannya, upacara ini tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan melestarikan seni serta budaya tradisional. Maccera' Manurung menjadi salah satu cara masyarakat Enrekang menjaga tradisi lokal di tengah arus modernisasi.
Masyarakat Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, memiliki tradisi upacara adat yang dikenal sebagai Maccera' Manurung atau pesta adat sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen dan hasil pertanian. Upacara ini biasanya dilaksanakan secara kolektif oleh komunitas desa dengan melibatkan tokoh adat, masyarakat setempat, dan pemangku agama. Dalam upacara tersebut, masyarakat mempersembahkan hasil panen seperti padi, jagung, dan umbi-umbian sebagai simbol rasa terima kasih kepada Tuhan atas limpahan rezeki dan kesuburan tanah mereka. Ritual ini juga sering diiringi dengan doa bersama untuk memohon berkah agar hasil pertanian di masa depan semakin melimpah.
Selain ritual doa, upacara adat ini juga diramaikan dengan berbagai kesenian tradisional seperti tarian, musik khas daerah, dan permainan rakyat yang mempererat hubungan antarwarga. Acara ini menjadi momen penting untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas dalam masyarakat. Keunikan upacara ini tidak hanya terletak pada aspek religiusnya, tetapi juga pada kemampuannya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan tradisi lokal. Dengan tetap melestarikan upacara ini, masyarakat Enrekang tidak hanya mempertahankan kearifan lokal, tetapi juga memberikan contoh nyata bagaimana budaya dapat menjadi media untuk menyatakan rasa syukur dan menjaga keseimbangan ekologi.
apa yang dilakukan?
-Menabuh gendang: Menabuh gendang semalam suntuk untuk membangkitkan tanahÂ
-Mapanongo gandang: Membawa gendang turun dari masjid, dijemur, dan digantungÂ
-Ma'peong: Persembahan kepada leluhur sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang telah diperoleh masyarakatÂ
-Penyembelihan hewan: Hewan yang disembelih dimasak bersama-sama dan dibagikan kepada masyarakat yang hadirÂ
-Maddoa': Ayunan raksasa yang menjadi bagian wajib dalam perayaan pesta adatÂ
-Makan bersama: Warga masyarakat makan bersama dengan makanan yang telah disiapkan berupa Sokko' dan daging kerbau
apa saja bahannya?
Loka manurung, Kaluku, Golla cella, Tebu, Panreng, Panasa.
Selain itu, dalam pesta adat Maccera Manurung juga terdapat ayunan raksasa yang disebut maddoa. Ayunan ini terbuat dari rotan dan digunakan sebagai tali penyangga tempat duduk.
Maccera' Manurung bukan sekadar upacara adat, melainkan wujud nyata kearifan lokal yang mencerminkan harmoni antara manusia, alam, dan tradisi. Tradisi ini tidak hanya mempererat nilai kebersamaan dalam masyarakat, tetapi juga menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah hasil bumi. Dengan melestarikan Maccera' Manurung, masyarakat Enrekang mempertahankan identitas budaya mereka sekaligus memberikan contoh bagaimana tradisi lokal dapat menjadi alat untuk menjaga hubungan ekologis dan sosial. Keberlanjutan tradisi ini sangat penting untuk memastikan nilai-nilai luhur tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H