Mohon tunggu...
ikka 05
ikka 05 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melestarikan Kearifan Lokal Melalui Upacara Adat Maccera Manurung di Kabupaten Enrekang

7 Januari 2025   13:45 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:40 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Upacara adat Maccera' Manurung merupakan bentuk penghormatan terhadap budaya lokal yang tidak hanya mempererat solidaritas masyarakat, tetapi juga menjaga harmoni antara manusia, alam, dan tradisi lokal sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan.

Indonesia, sebagai negara dengan keragaman budaya, memiliki banyak tradisi lokal yang menjadi identitas masyarakatnya. Salah satunya adalah Maccera' Manurung, sebuah pesta adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Tradisi ini merupakan ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah dan sekaligus simbol kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam pelaksanaannya, upacara ini tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan melestarikan seni serta budaya tradisional. Maccera' Manurung menjadi salah satu cara masyarakat Enrekang menjaga tradisi lokal di tengah arus modernisasi.

Masyarakat Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, memiliki tradisi upacara adat yang dikenal sebagai Maccera' Manurung atau pesta adat sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen dan hasil pertanian. Upacara ini biasanya dilaksanakan secara kolektif oleh komunitas desa dengan melibatkan tokoh adat, masyarakat setempat, dan pemangku agama. Dalam upacara tersebut, masyarakat mempersembahkan hasil panen seperti padi, jagung, dan umbi-umbian sebagai simbol rasa terima kasih kepada Tuhan atas limpahan rezeki dan kesuburan tanah mereka. Ritual ini juga sering diiringi dengan doa bersama untuk memohon berkah agar hasil pertanian di masa depan semakin melimpah.

Selain ritual doa, upacara adat ini juga diramaikan dengan berbagai kesenian tradisional seperti tarian, musik khas daerah, dan permainan rakyat yang mempererat hubungan antarwarga. Acara ini menjadi momen penting untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas dalam masyarakat. Keunikan upacara ini tidak hanya terletak pada aspek religiusnya, tetapi juga pada kemampuannya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan tradisi lokal. Dengan tetap melestarikan upacara ini, masyarakat Enrekang tidak hanya mempertahankan kearifan lokal, tetapi juga memberikan contoh nyata bagaimana budaya dapat menjadi media untuk menyatakan rasa syukur dan menjaga keseimbangan ekologi.

apa yang dilakukan?

-Menabuh gendang: Menabuh gendang semalam suntuk untuk membangkitkan tanah 

-Mapanongo gandang: Membawa gendang turun dari masjid, dijemur, dan digantung 

-Ma'peong: Persembahan kepada leluhur sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang telah diperoleh masyarakat 

-Penyembelihan hewan: Hewan yang disembelih dimasak bersama-sama dan dibagikan kepada masyarakat yang hadir 

-Maddoa': Ayunan raksasa yang menjadi bagian wajib dalam perayaan pesta adat 

-Makan bersama: Warga masyarakat makan bersama dengan makanan yang telah disiapkan berupa Sokko' dan daging kerbau

apa saja bahannya?

Loka manurung, Kaluku, Golla cella, Tebu, Panreng, Panasa.

Selain itu, dalam pesta adat Maccera Manurung juga terdapat ayunan raksasa yang disebut maddoa. Ayunan ini terbuat dari rotan dan digunakan sebagai tali penyangga tempat duduk.

Maccera' Manurung bukan sekadar upacara adat, melainkan wujud nyata kearifan lokal yang mencerminkan harmoni antara manusia, alam, dan tradisi. Tradisi ini tidak hanya mempererat nilai kebersamaan dalam masyarakat, tetapi juga menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah hasil bumi. Dengan melestarikan Maccera' Manurung, masyarakat Enrekang mempertahankan identitas budaya mereka sekaligus memberikan contoh bagaimana tradisi lokal dapat menjadi alat untuk menjaga hubungan ekologis dan sosial. Keberlanjutan tradisi ini sangat penting untuk memastikan nilai-nilai luhur tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun