Mohon tunggu...
IKIN ASIKIN SPd
IKIN ASIKIN SPd Mohon Tunggu... Guru - Guru

Lahir di Kuningan, 12 Oktober 1982. Menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Cilayung pada tahun 1995, SLTP Negeri 1 Ciwaru tahun 1998, SMU Negeri 1 Ciwaru tahun 2001, dan Universitas Muhammadiyah Cirebon Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Matematika lulus tahun 2012. Aktivitas sehari-hari sebagai tenaga pendidik di SD Negeri 3 Karangkancana dari tahun 2007 sampai dengan sekarang. Hobi saya menulis dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Hati Bagian 3 "Ceu Uneh Tak Bisa Mengupas Buah Salak"

26 Januari 2023   10:08 Diperbarui: 26 Januari 2023   10:15 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SUARA HATI SUAMI BAG. 3 “CEU UNEH TAK BISA MENGUPAS BUAH SALAK”

Kang Ikin yang beberapa hari kemarin 'diem-dieman', sore ini menemani ceu Uneh yang sedang mengecat kukunya di ruang santai yang menghadap ke teras belakang. Sebenarnya ia dan istrinya selalu rukun dan harmonis, meskipun hidup sederhana tapi ceu Uneh tidak pernah mengeluh. Cuma terkadang namanya kehidupan ada saja perselisihan, dan itu wajar sebagai bumbunya rumah tangga. Seperti biasa kang ikin disibukan dengan HPnya, entah itu membalas komentar distatusnya atau menghapus pesan di grup WA yang jumlahnya ratusan pesan. Tiba-tiba ia tersenyum melihat buah salak yang disuguhkan istrinya. Ia teringat beberapa waktu yang lalu viral di jagat maya seorang artis tidak bisa mengupas buah salak, muncul keisengan kang ikin untuk membuat tantangan pada istrinya.

"Maa, papa punya challange kalau berhasil nanti diantar ke toko emas."

"Challange apa, paa?" Ceu Uneh yang sedang merapihkan kukunya melirik kearah suaminya.

"Papa mau makan buah ini, ayo kupasin dong maa."

"Iiiihhh buah apa sih, kaya sisik ular begitu, mama baru lihat deh paa."

"Ini buah salak maa, masa gak tahu, ayo kupasin dong maa."

"Aduh papa kayak gak tahu saja, kuku mama baru di cat nanti kalau luntur gimana, emang kupasnya gak pakai pisau ya paa?"

"Alahhh...mama sok ngartis pake gak bisa kupas buah salak segala, kemarin papa lihat sedang motongin “gendar’ di belakang."

"Aahhh papa suka buka rahasia saja kan malu nanti mama dibully, papa kan tau netisen sekarang pada julid."

"Ayo dong maa kupasin, papa tanggung lagi balas komentar nih."

"Beneran gak bisa paa, mama belum pernah makan buah begituan."

"Mama...mama, gayanya seperti orang kaya saja, kemarin waktu shampo habis papa liat mama tambahin air terus dikocok-kocok biar berbusa."

"Terus waktu odol habis, mama lipat-lipat ujungnya sampai keriting biar odolnya keluar, iya kan?"

"Mama juga lupa ya, pintu kamar mandi kita kan kuncinya pakai paku yang dibengkokin, gak usak banyak gaya maa, ayo kupasin salak dulu."

Kang Ikin meledek istrinya sambil tersenyum, sementara ceu Uneh tak mau kalah, ia juga balas meledek suaminya.

"Enak saja, emangnya mama gak tau kelakuan papa. Waktu pulang celananya basah terus ditaro depan kompor biar kering, iya kan."

"Terus waktu sendal jepit punya papa putus, disambung pake tali rapia dan paku biar bisa dipake lagi, ayo ngaku?"

"Ahh itu dulu jaman susah, mama juga kalau makan gak ada lauknya dikuah pake air termos yang ditambahin royco sama seledri biar serasa kuah baso, iya kan?"

"Hahahaha...pengalaman papa itu mah, mama juga tahu waktu papa kecil kalau lebaran beli bajunya seragam merah putih biar bisa kepake buat sekolah, terus kalau kancingnya lepas diganti dengan peniti, bener kan paa."

Kang ikin dan istrinya tidak kuat menahan tawa kalau mengingat pengalaman masa kecil mereka.

"Maa, masak apa hari ini?, papa sudah laper."

"Masak saja sendiri, mama gak masak, mama masih kesal sama papa."

"Jangan begitu dong maa, kalau papa kecantol pelakor kan mama yang rugi gak ada yang pasang gas, mama bisa-bisa nangis bombay tiga hari tiga malam."

Kang ingin tersenyum sambil kepalanya tiduran dipangkuan istrinya, sementara ceu Uneh cemberut bibirnya maju lima centi.

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun