"Beneran gak bisa paa, mama belum pernah makan buah begituan."
"Mama...mama, gayanya seperti orang kaya saja, kemarin waktu shampo habis papa liat mama tambahin air terus dikocok-kocok biar berbusa."
"Terus waktu odol habis, mama lipat-lipat ujungnya sampai keriting biar odolnya keluar, iya kan?"
"Mama juga lupa ya, pintu kamar mandi kita kan kuncinya pakai paku yang dibengkokin, gak usak banyak gaya maa, ayo kupasin salak dulu."
Kang Ikin meledek istrinya sambil tersenyum, sementara ceu Uneh tak mau kalah, ia juga balas meledek suaminya.
"Enak saja, emangnya mama gak tau kelakuan papa. Waktu pulang celananya basah terus ditaro depan kompor biar kering, iya kan."
"Terus waktu sendal jepit punya papa putus, disambung pake tali rapia dan paku biar bisa dipake lagi, ayo ngaku?"
"Ahh itu dulu jaman susah, mama juga kalau makan gak ada lauknya dikuah pake air termos yang ditambahin royco sama seledri biar serasa kuah baso, iya kan?"
"Hahahaha...pengalaman papa itu mah, mama juga tahu waktu papa kecil kalau lebaran beli bajunya seragam merah putih biar bisa kepake buat sekolah, terus kalau kancingnya lepas diganti dengan peniti, bener kan paa."
Kang ikin dan istrinya tidak kuat menahan tawa kalau mengingat pengalaman masa kecil mereka.
"Maa, masak apa hari ini?, papa sudah laper."