Mohon tunggu...
muminah
muminah Mohon Tunggu... Perawat - Ibu dengan 2 anak laki2 yang ngegemesin....

bekerja sebagai perawat di rumah sakit

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tertawa Jendela Sehat Jiwa

26 Desember 2020   22:05 Diperbarui: 26 Desember 2020   23:29 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak di umumkannya kondisi pandemi COVID-19 ini, hampir semua orang merasakan ketegangan dan ketakutan yang luar biasa. Termasuk saya sendiri, tidak memungkiri bahwa rasa itu ada. Tahun 2020 memang sangat luar biasa.

Peraturan larangan keluar rumah, pembatasan segala aktivitas, penutupan sarana ibadah, sarana-sarana umum dan juga sarana-sarana hiburan dan lain sebagainya terpaksa harus dilakukan guna menghentikan penularan virus corona. Hal ini terasa menyiksa, karena pola hidup berubah dari pola biasa, dan harus beradaptasi dalam tempo yang secepatnya.

Informasi tentang pemantauan kasus jika tidak disikapi dengan bijak juga meningkatkan kecemasan kita semua. Oleh karena itu tetap bijaklah dalam menyikapi informasi ini. Padahal sisi positif dari informasi ini meningkatkan kewaspadaan kita terhadap penularan virus ini dengan selalu menerapkan protokol kesehatan dalam semua aktivitas yang kita lakukan di lingkungan kerja maupun luar rumah.

Diikuti juga dengan pemasukan yang menurun drastis dari segi penghasilan. Banyak perusahaan yang terpaksa merumahkan sementara karyawannya baik itu karena terpapar viru maupun kemampuan perusahaan yang tidak sanggup membayar gaji karyawannya. Bahkan banyak yang terpaksa melakukan PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja) baik itu sementara maupun selamanya.

Itulah beberapa kondisi yang terjadi di era pandemi ini. Mungkin masih banyak hal lainnya yang berpotensi berpengaruh terhadap ketegangan dan ketakutan atau kecemasan manusia. Tingkat ketegangan dan kecemasan ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa kita semua. Kondisi seperti ini jika dibiarkan dalam jangka waktu yang panjang sangat berbahaya.

Apakah anda mau tenggelam dalam kondisi yang tidak sehat bagi jiwa kita? Tentu tidak bukan?. Saatnya kita harus mulai bisa tertawa dengan semua kondisi yang dengan keterbatasan ini. Saatnya Indonesia Butuh tertawa.

sumber dokpri : senyum dibalik masker
sumber dokpri : senyum dibalik masker

Dalam kondisi seperti sekarang ini diperlukan energi positif yang berperan dalam meningkatkan imunitas tubuh kita. Mulailah dengan tertawa layaknya seorang anak yang tertawa tanpa beban apapun tanpa dosa. Tulus dalam mengekspresikan hal jenaka yang mereka dapati dalam setiap permainannya.

Sejenak lupakan ketegangan dan kecemasan yang sempat mengancam jiwa. Jika masih terasa berat untuk tertawa, setidaknya awalilah dengan sebuah senyuman. Senyuman yang simetris antara bagian kiri dan kanan. Sugestikan dalam pikiran bahwa di penghujung tahun ini akan ada harapan baru di tahun 2021 yang tinggal menghitung hari. Bahwa kita masih dalam kondisi bernyawa dan bertenaga untuk menyongsong harapan itu.

Dunia usaha mulai menggeliat, sarana hiburan mulai dibuka. Jika memungkinkan bisa dimanfaatkan sejenak untuk melepaskan penat didada. Mulai merintis rencana-rencana usaha yang tertunda, atau bagi yang sudah merencanakan berkunjung ke sarana hiburan, tetapkan jadwalnya.

Tetap lakukan protokol kesehatan dalam semua kegiatan yang akan kita lakukan. Dan tetap tidak lupa tertawa meski dibalik masker tanpa orang melihat tawa kita, setidaknya mata bisa bicara menjadi tanda bahwa kita bisa tertawa. Mata sebagai jendela hati, yang mengekspresikan bahwa kondisi kita tetap bahagia.

Sebagai seorang perawat yang berkecimpung dalam ranah kesehatan jiwa dan penyintas paparan virus corona. Alhamdulillah saya masih bisa tertawa, bahkan saat keharusan melalui isolasi mandiri. Tertawa dengan tingkah anak yang lucu meski terpisah tempat, dukungan rekan sekerja dan jua para tetangga yang tiada henti dalam menjemput kesembuhan. Terlebih lagi saat sudah dinyatakan negatif hasil swab PCRnya.

Salam sehat jiwa untuk semua dan sekali lagi jangan lupa tertawa, bukti kita bahagia menjalani hidup ini. Tertawa yang sehat dan bukan yang mengada-ada terlihat tertawa atau berpura-pura. Semoga pandemi segera berakhir dengan kebaikan dan sehat bagi kita semua.

Salam dari saya, Mu'minah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun