Masakan yang disajikan memang sangat bersahaja, seperti sayur lodeh terong, telor krispi, ayam goreng, tahu dan tempe bacem dan lain lain. Namun, rasanya sangat nikmat dan harganya bersahabat.Â
Saat penulis mengunjungi warung ini, penulis membayar tidak lebih dari 50 ribu rupiah untuk dua piring makan dan cuci mulut pisang goreng hehehe.
Nama Kopi Klotok sendiri berasal dari cara pembuatan kopi secara tradisional di Jawa. Kopi yang direbus dalam panci di atas tungku arang sehingga menimbulkan bunyi klotok-klotok saat mendidih.Â
Selain menikmati makanan dan kopi khas, kita juga dapat menikmati bangunan dengan arsitektur Jawa dengan pemandangan sawah dan Gunung Merapi. Tetapi jangan kaget ya apabila melihat antrian yang "mengular", terutama saat hari libur. :)
Soto Kadipiro
Ingin merasakan bagaimana rasa soto yang usianya hampir satu abad? Cobalah Soto Kadipiro! Warung yang berada di Jalan Wates No. 33 Bantul ini tidak mempunyai cabang, jadi hanya ada satu warung yang asli. (yogyes.com)
Sebenarnya warung soto di Jogja memang sudah banyak, salah satunya adalah soto Kadipiro ini, warung yang sudah berdiri sejak tahun 1928 ini menjadi salah satu ikon kuliner khas Kota Jogja.Â
Saat penulis mengunjungi warung ini, terlihat jejeran mobil dan motor yang berada di depan warung ini. Warung ini salah satu warung yang memiliki konsep sederhana, sepertinya pemilik sengaja mempertahankan konsep interior warung dari sejak didirikan.
Awas jangan kalap ketika menikmati nikmatnya soto Kadipiro dan "aksesoris" yang tersaji yaa!