Mohon tunggu...
Ikhwanur Rahmah
Ikhwanur Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Student of Arabic Education'16 in UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, east java. 20 years old. from Bima, West Nusa Tenggara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Model Seleksi SBMPTN Tahun 2019 Berubah: Apa yang Harus Dipersiapkan Oleh Siswa?

24 Oktober 2018   21:51 Diperbarui: 24 Oktober 2018   22:32 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua hari yang lalu tepatnya hari Senin tanggal 22 Oktober 2018, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mengeluarkan siaran pers terkait dengan seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun 2019.

Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) telah menetapkan kebijakan terkait dengan pengembangan model dan proses seleksi yang berstandar nasional dan mengacu pada prinsip adil, transparan, fleksibel, efisien, akuntabel serta sesuai dengan perkembangan teknologi informasi di era digital. Seleksi penerimaan mahasiswa baru ini akan dilaksanakan oleh lembaga khusus yaitu Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

Perubahan yang cukup signifikan terjadi pada jalur seleksi SBMPTN. Apa yang membedakan seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun 2019 dengan tahun-tahun sebelumnya?

  1. Untuk jalur seleksi SNMPTN daya tampungnya minimal 20%, SBMPTN daya tampungnya minimal 40%, dan Seleksi Mandiri maksimal 30% dari kuota daya tampung tiap prodi di PTN. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya, untuk jalur seleksi SBMPTN daya tampungnya minimal 30%.
  2. Ujian jalur seleksi SBMPTN 100% berbasis komputer. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya berbasis kertas, komputer dan android.
  3. Ujian jalur seleksi SBMPTN terdiri dari tes potensi skolastik (TPS) dan tes potensi akademik (TPA). Sedangakan tahun-tahun sebelumnya ujian jalur seleksi SBMPTN terdiri dari tes kemampuan dan potensi akademik (TKPA) dan tes kemampuan dasar (TKD). Rencananya soal-soal yang diujikan dalam SBMPTN 2019 ini akan menggunakan soal HOTS (High Order Thinking Skill) atau soal dengan kemampuan analisa tinggi sesuai dengan ranah kognitif.
  4. Untuk alur dari jalur seleksi SBMPTN 2019 adalah mendaftar - ujian - mendapat nilai - mendaftar ke PTN - penentuan kelulusan. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya, alurnya adalah mendaftar - ujian - penentuan kelulusan.
  5. Ujian jalur seleksi SBMPTN 2019 dilakukan beberapa kali, maksimal dalam setahun terdapat 2 kali ujian. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya hanya diadakan 1 kali ujian dalam setahun.
  6. Untuk peserta yang memilih kelompok jurusan seni dan olahraga dalam jalur seleksi SBMPTN 2019 dilakukan dengan penyeleksian portofolio. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya dikakukan dengan ujian keterampilan langsung.

Tak bisa dipungkiri, mendengar berita seperti ini dipastikan banyak siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) terutama yang sekarang menduduki kelas 12 mulai merasa cemas, was-was dan tidak percaya diri. Mereka berpikir bahwa model seleksi masuk perguruan tinggi negeri semakin sulit dan ribet saja.

Bagaimana jika mereka tidak bisa menghadapi model seleksi yang semakin tinggi levelnya, terutama dalam hal soal-soal ujian? Membayangkannya saja membuat mereka semakin merasa takut. Berdasarkan pengalaman pribadi ketika masih mengenyam bangku SMA, berita-berita seperti ini tentu saja sangat mempengaruhi para siswa dan juga menjadi topik hangat yang selalu dibicarakan oleh guru dan siswa di lingkungan sekolah.

Apa yang seharusnya dilakukan siswa ketika mendapat berita seperti ini yang secara tidak langsung menyebabkan adanya kecemasan dan ketidakpercayaan diri dari siswa? Pertama adalah sudah pasti mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya terutama persiapan mental.

Kemudian perbanyak informasi-informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan berita tersebut terutama yang bersifat prosedural dan juga perbanyak latihan-latihan soal serta tidak lupa untuk mendiskusikannya dengan guru bimbingan dan konseling di sekolah bersama dengan stakeholdernya.

Nah, disinilah BK dapat menjalankan tugasnya dalam hal konseling di sekolah sesuai dengan bidang layanannya dengan catatan guru BK sebagai konselor harus mengetahui informasi-informasi yang berhubungan dengan berita tersebut secara mendetail.

Siswa dapat meminta bantuan kepada guru BK di sekolah untuk memberikan saran dan pengarahan agar siswa dapat mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi model seleksi yang berubah tersebut.

Guru BK dapat menggunakan bidang layanan pribadi untuk membantu siswa menghadapi berita semacam itu, yaitu dengan membangun kepercayaan diri siswa bahwa meskipun model seleksi masuk perguruan tinggi negeri berubah dan levelnya semakin tinggi, akan tetapi siswa dapat menghadapinya dengan banyak-banyak berusaha dan berdo'a. If there is a want, there is a way.

Selain itu, guru BK dapat menggunakan bidang layanan belajar, yaitu dengan menyediakan waktu tambahan untuk siswa mempelajari materi-materi yang akan diujikan dalam seleksi jalur SBMPTN. Dalam hal ini guru BK harus berkoordinasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas dan juga kepala sekolah.

Dan juga guru BK dapat menggunakan bidang layanan karir, yaitu membantu siswa dalam penentuan program studi dan perguruan tinggi apa yang akan dipilih. Dengan begitu siswa akan merasa terarah dan siap menghadapi seleksi masuk perguruan tunggi negeri meskipun model seleksinya berubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun