SIMFONI PPA adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pencatatan, pelaporan, dan pengintegrasian data perempuan dan Anak yang mengalami kekerasan, diskriminasi, yang memerlukan perlindungan khusus, dan masalah lainnya bagi UPTD PPA dan penyelenggara layanan PPA (Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak/PermenPPPA Nomor 2 tahun 2022).
Ibu Tiara Sutari AR, S.STP, M.M selaku Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan dan Plt. Kepala Bidang Perlindungan Perempuan Dan Anak DPPA Aceh dalam laporannya mengatakan;
Peran operator Simfoni sangat diperlukan, jadi Kabupaten/Kota sudah menunjuk satu orang yang bertugas dalam menjalankan aplikasi Simfoni ini. Operator menjadi ujung tombak data yang lengkap dan valid, namun tidak lepas juga dari bantuan para jejaring perlindungan perempuan dan anak diantaranya Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres, P2TP2A Kabupaten/ Kota dan lembaga Perlindungan lainnya yang ada pada tingkat kabupaten dan kota. Dengan adanya kerjasama yang baik antar lembaga maka harapan kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk menjadikan Provinsi Aceh satu data akan terwujud.
Sesuai dengan pernyataan di atas, Ibu Tiara Sutari juga menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yakni;
- Meningkatkan komitmen operator dalam melakukan pengelolaan data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sesuai tata laksana dan mekanisme yang benar;
- Mensosialisasikan hasil pengembangan aplikasi sistem pencatatan dan pelaporan data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui SIMFONI PPA kepada admin dan/atau operator tim pengelola SIMFONI PPA baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota;
- Mengevaluasi kinerja admin dan operator pengelola data kekerasan terhadap perempuan dan anak di  tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota;
- Mengevaluasi dan mengedit data yang kurang tepat, guna terwujudnya clean data;
- Menginput data kekerasan terhadap perempuan dan anak bagi Kabupaten/Kota  tahun 2021 dan tahun 2022 bagi yang belum lengkap;
- Meningkatkan koordinasi pengelolaan data kekerasan terhadap perempuan dan anak antar jejaring di unit penyedia layanan perlindungan perempuan dan anak.
Ibu Tiara Sutari juga mengungkapkan;
Ada ketimpangan jumlah laporan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (KTPA) yang tercatat secara manual (Excel) dengan yang tercatat/terinput/entri pada Aplikasi Simfoni PPA. Seperti Tahun 2023, manual 1098 kasus, aplikasi 971 kasus. Dan untuk tahun 2024 periode Januari s.d Juni tercatat secara manual adalah 550 kasus, sementara pada aplikasi sebanyak 415 kasus. Berarti ada banyak kasus terlapor yang tidak tercatat pada aplikasi Simfoni PPA.
Kemudian Pembukaan dan Sambutan, dibuka dan disampaikan secara langsung oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) Aceh, Ibu Meutia Juliana, S.STP, M.Si. Beliau menyampaikan;
Kekerasan terhadap perempuan dan anak telah menjadi perhatian serius Pemerintah, tantangan utama dalam penangananya adalah belum optimalnya ketersediaan data-nya yang komprehensif. Padahal Data tersebut dapat digunakan sebagai batu pijakan dalam menyusun kebijakan terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Jika tidak ada data dengan kualitas yang baik, justru akan semakin mengurangi stakeholder untuk berjejaring dan tidak dapat menunjukkan kontribusi kita terhadap visi dan misi Presiden. Padahal data berfungsi untuk mempercepat pelayanan bagi korban, meningkatkan kualitas perencanaan, untuk kegiatan, program kerja dan anggaran, serta meningkatkan kualitas kebijakan pencegahan dan penanganan kekerasan hingga Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Ujar Meutia Juliana.
Kegiatan Pelatihan Simfoni PPA ini tentunya juga hadir para Narasumber/Pemateri yang ahli/pakar dalam bidangnya yaitu:1. Hari pertama dan kedua oleh Tim Pengembangan aplikasi  SIMFONI PPA Kementerian PPPA RI (Anugerah Pambudi Raharjo Selaku Pranata Komputer Ahli Muda).
Hari pertama menjelaskan mengenai sudah sejauh mana Penyelenggaraan Aplikasi Simfoni PPA dengan menampilkan jumlah data-data kasus kekerasan yang terjadi pada tahun 2022 dan 2023, seperti yang terlihat pada foto di bawah ini;